ASAHAN - Bukit Setan yang terletak di Perkebunan PTPN III Sei Dadap, Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan saat ini lumayan viral. Sebab, Bukit Setan kini jadi tempat wisata dadakan di sore hari.

Namun, tahukah anda? Bukit Setan konon mengandung cerita misteri yang cukup menyeramkan. Berbagai cerita dan pengakuan masyarakat, bahwa Bukit Setan sangat angker.

Dikutip dari wiricsson.blogspot.com, dituliskan bahwa Bukit Setan sering terjadi penampakan sosok mahkluk halus jenis kuntilanak, terkadang muncul suara tawa yang menyeramkan.

Dulunya, Bukit Setan ini bernama Bukit Daboru yang artinya Bukit Perempuan.

Menurut penuturan seorang Datuk (sebutan bagi paranormal setempat) yang bernama Datuk Muda Subuh, Pondok Kulon pada zaman Belanda masih termasuk areal HGU PTPN III Sei Dadap dengan tanaman Karet. Bukit ini dihuni oleh makhluk halus yang setannya berwujud perempuan cantik.

Berubahnya nama Bukit Daboru menjadi Bukit Setan berawal dari sebuah kisah ketika Perkebunan Sei Dadap dikuasai Belanda, pernah hilang 21 buruh di kawasan bukit itu, tanpa diketahui rimbanya. Otoritas belanda ketika itu memerintahkan petugas keamanan untuk mencari para buruh tersebut, namun para petugas itu tersesat dan akhirnya turut raib. Mereka tak pernah kembali.

Akhirnya, otoritas perkebunan memanggil Datuk Muda Subuh untuk melihat dan mengupayakan agar mereka yang hilang di Bukit Daboru dapat ditemukan. Namun, Datuk Muda Subuh hanya dapat menggelengkan kepala. Setelah dia menemui Ratu Bukit Daboru bernama mayang Menjurai, ternyata 12 orang buruh (semuanya laki-laki) sudah dijodohkan dengan penghuni Bukit Daboru itu.

Beberapa orang yang lain sudah dijadikan pengawal istana oleh ratu tersebut. Sejak kejadian itulah masyarakat menyebut bukit tersebut dengan nama Bukit Setan hingga sekarang.

Masih dikutip dari wiricsson.blogspot.com, pernah juga pedagang es doger keliling dihantui oleh sosok kuntilanak yang tadinya menjelma sebagai wanita cantik. Wanita cantik berkerudung itu membeli es doger dengan cara menambah terus hingga 5 gelas.

Saat es ke 5 habis, perempuan dengan paras yang anggun itu masih meminta lagi. Di waktu bersamaan, bulu kuduk pedagang es mulai naik disertai dengan wewangian terhirup sangat dalam. Di saat itu juga pedagang es mulai curiga dan menatap wanita cantik itu, seketika wanita tersebut tertawa menyeramkan dan terbang hingga menghilang. Pedagang es pun terkejut dan berlari sambil teriak hingga terjatuh.

Masih di wiricsson.blogspot.com, kejadian hampir serupa yang dialami oleh Marjohan, warga Desa Sei Alim Hasak, Kecamatan Sei Dadap yang dulunya Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan.

Marjohan pernah melintasi daerah Bukit Setan pada malam hari menggunakan sepeda dayung dari Pondok Kulon Sei Dadap menuju rumahnya di Desa Sei Alim Hasak.

Malam itu sebenarnya bulan bersinar terang, namun karena di kiri-kanan jalan adalah tanaman karet, maka suasana begitu lengang.

Di pertengahan jalan, antara Pondok Kulon dan Pondok Sei Alim, tepatnya di kawasan Bukit Setan, tiba-tiba Marjohan melihat sosok manusia tergeletak di bibir pagar jembatan beton. Dia berhenti sejenak dan berpikir, mungkin orang tersebut sakit, atau menjadi korban kejahatan. Marjohan menyandarkan sepedanya di bibir benteng jalan, lalu mendekati orang itu pelan-pelan.

Ternyata seorang wanita. Marjohan menunduk ingin melihat lebih jelas siapa gerangan perempuan itu sebenarnya. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba dia mencium bau harum dari tubuh wanita itu. Akan tetapi belum sempat dia berpikir macam-macam, tiba-tiba perempuan itu bergerak dan duduk.

Sekilas dilihatnya perempuan itu tersenyum.Tapi Marjohan tak mengenalinya. Ketika dalam keremangan malam dia melihat gigi perempuan itu seperti bertaring, maka tubuh Marjohan langsung menggigil.

Ia segera berlari dan mengayuh sepedanya kencang-kencang. Namun, Marjohan lebih terkejut lagi ketika merasakan sepedanya semakin berat. Bahkan, bau harum yang aneh itu tercium semakin dekat di belakangnya.

Ternyata, perempuan yang sebenarnya adalah Sundel Bolong atau kuntilanak itu sudah berada di boncengannya sambil tertawa terkekeh-kekeh. Sudah tentu Marjohan hampir mati ketakutan. Lututnya seakan copot menggenjot pedal sepeda, akan tetapi sepedanya seakan-akan tak mau berjalan.

Marjohan terus menggenjot sepedanya dengan tenaga yang masih tersisa. Akhirya, karena tak sadar ada tikungan di depannya, sepedanya menggelinding terus hingga masuk ke parit. Setelah itu Marjohan tak ingat apa-apa lagi dan terbangun dipagi hari dibangunkan karyawan perkebunan.

Selain itu, Sunardi, warga Dusun VI, Desa Sei Alim Hasak, Kecamatan Sei Dadap yang berdekatan dengan Bukit Setan saat ditemui www.gosumut.com, Sabtu (16/10/2021) mengaku juga pernah dihantui di areal Bukit Setan.

"Dulu sekitar tahun 2009 sekitar jam 10 malam, saya bersama teman saya dari Pondok Kulon Sei Dadap menuju pulang ke rumah di Sei Alim Hasak melintasi persimpangan Bukit Setan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di Simpang Bukit Setan, kami melihat sosok kuntilanak menyeramkan," terangnya.

Lebih lanjut Sunardi menceritakan, sosok tersebut adalah wanita, berbaju putih, rambut acak-acakan dan matanya melotot kemudian terbang gentayangan.

"Disaat itu kami ketakutan dan lebih kencang lagi berkendaranya. Karena sudah ketakutan," kata Sunardi.

Selain itu dari narasumber lain, Yogi warga Dusun VI, Desa Sei Alim Hasak, Kecamatan Sei Dadap juga mengakui hal yang gak kalah aneh.

Sekira September 2021 lalu, Yogi mengaku duduk-duduk bersama temannya di Bukit Setan. Saat itu masih siang, tepat waktu Shalat Dzuhur tiba.

Teman Yogi memintanya agar diantar ke Desa Sei Kamah, Kecamatan Sei Dadap. Disaat itu teman Yogi yang bernama Imam kakinya digigit pacet, serangga kecil berbentuk ulat penghisap darah. Kemudian Imam mencuci kakinya.

Disaat Imam mencuci kakinya, Yogi sudah di atas sepeda motor jenis vespa milik Yogi. Yogi merasa Imam sudah naik di boncengan sepeda motornya. Tanpa menunggu lama, Yogi langsung mengeras sepeda motornya.

"Perasaanku Imam sudah naik di boncengan, terus ku gas lah keretaku (sepeda motornya,red) di perjalanan, kami cerita-cerita. Dijawab juga dari belakang boncengan. Sampai pondok kami berhenti cerita, terus sampai rumah sakit Sei Dadap, tiba-tiba keretaku terasa enteng, ku lihat di belakang boncengan gak ada orangnya. Aku terus bingung lah," beber Yogi kepada Gosumut.com.

Setelah itu, sambungnya, Yogi kembali lagi ke tempat awal, dilihatnya Imam masih di tempat semula dimana Imam mencuci kaki.

"Aneh lah bang, serem juga, padahal siang bolong," kata Yogi mengakhirinya.

Cerita lain dari berbagai kalangan masyarakat di Bukit Setan ini juga sering terjadi peristiwa orang ke sasar tanpa sadar. Setelah jauh menyasar, orang-orang baru sadar.