MADINA - Beredarnya beras yang tidak layak konsumsi ditengah masyarakat ditanggapi oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang), Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Taupik Zulhandra Ritonga yang dikonfimasi pada Kamis (7/3/2024), membenarkan kejadian tersebut pasca ditemukannya beras yang berbau dan berubah warna. Menerutnya hal ini diakibatkan terkena air hujan disaat pengiriman dari gudang Bulog menuju Pemkab Madina, yang kebetulan pada saat itu terjadi hujan lebat disaat perjalanan.

"Kita telah memanggil dan meminta keterangan pemilik angkutan dan dari informasi tersebut betul bahwa disaat pengiriman barang terjadi kebocoran pada atap penutup beras. Dan kami telah mengganti angkutan tersebut dengan kenderaan yang lebih layak dengan jaminan tidak terulang kembali masalah seperti ini, " katanya.

Diketahui, beras yang tak layak konsumsi ditemukan oleh Rudi Iskandar seorang warga di Kecamatan Panyabungan.

Ia terkejut setelah menerima Pengakuan sang istri yang menemukan beras yang dibelinya berubah warna dan berbau saat hendak memasak.

Menurut pengakuannya, beras tersebut dibeli di pasar murah yang digelar Pemkab Madina melalui Dinas Ketahanan Pangan di Pasar Lama Panyabungan pada Senin kemarin.

Dinas Ketahanan Pangan Mandailing Natal, Menggelar pasar murah di beberapa lokasi di wilayah Mandailing natal.

Dalam perkilogramnya, warga diharuskan merogoh kocek sebesar Rp 10.250 atau sebesar Rp. 51.500 untuk satu sak beras dengan no not lima kilogram.

Harga ini jauh lebih murah dibanding harga pasaran yang kini menembus harga 15.000 hingga 16.000 rupiah perkilogramnya.

"Harga ini jauh lebih murah dibanding pada pasar murah daerah lain. Dan kita pastikan dalam hal ini Pemkab Madina tidak mengambil keuntungan sama sekali, " imbuhnya.