PALAS - Event Indonesia manotor yang diinisiasi Ifan KDI, dipusatkan di lapangan MAN 1 Palas Plus Keterampilan dan Riset, disoal warga Kabupaten Padanglawas (Palas). Pasalnya, kegiatan yang mempromosikan ajang budaya adat monotor Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) dinilai hanya sekedar seremoni belaka tanpa ada output untuk kemajuan pelestarian budaya.

"Promosi budaya adat yang dikemas melalui kegiatan festival Indonesia Manotor tersebut,telah menimbulkan kekecewaan dan keluhan dari Badan Pemangku Adat(BPA) Kabupaten Palas," ujar salah seorang pengurus R.Hasibuan.

Informasi diperoleh, kegiatan ajang festival Indonesia Manotor diwarnai dengan pemberdayaan UMKM,hanya menjadi ajang untuk meraup keuntungan dengan memajang tarif bagi pelaku UMKM yang stand kecil dikenakan biaya sewa sebesar Rp 600 ribu dan stand sedang dikenakan biaya Rp 1juta.Sedangkan untuk yang stand besar dibandrol kisaran Rp 2 juta.

"Kegiatan festival budaya adat ini yang dipusatkan dilingkungan madrasah yang menjadi sarana aktivitas peserta didik.Kita nilai hanya menganggu kegiatan proses belajar mengajar dilingkungan madrasah serta merusak nilai religi madrasah,"ungkap sejumlah warga keluhkan kegiatan tersebut.

Menurut salah seorang Tokoh Masyarakat Kabupaten Palas mengaku bermarga Hasibuan, tujuan kegiatan festival budaya ini dinilai hanya sebagai hiburan yang dampaknya merusak nilai religius madrasah yang kental dengan kegiatan rutin keagamaan.

Hasibuan menilai, event Indonesia Manortor festival budaya dan UMKM yang berlangsung selama 4 hari dimulai Sabtu hingga Selasa(30/1/2023) dimotori oleh Ifan Kontes Dangdut Indonesia,banyak disoal warga dan sejumlah pihak karena hanya ajang hiburan semata.

"Ini kegiatan di motori oleh Ipan KDI yang mendapat persetujuan dari Kakan Kemenag Palas yang di pusatkan dilokasi Madrasah sangat kurang tepat dan dikhawatirkan mengganggu kegiatan proses belajar mengajar peserta didik," bebernya.

Dikatakan, lokasi kegiatan event festival Indonesia Manotor ini kurang tepat karena masih banyak lokasi umum yang dapat dijadikan pusat kegiatan ini.Kenapa harus di lokasi Madrasah? tanya Hasibuan.

Kakan Kemenag Kabupaten Palas,H. Abdul Manan,MA dan Kasi Penmad, Ahmad Husein yang ingin dikonfirmaai terkait persetujuan penggunaan lapangan madrasah,tidak berhasil ditemui.

"Bapak Kakan Kemenag dan Kasi Penmad,pergi ke Kecamatan Hutaraja Tinggi mengikuti moderasi beragama," kata salah satu staf di ruangan Penmad Kantor Kemenag Kabupaten Palas.

Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Palas,Pansuri Daulay dikonfirmasi sejumlah wartawan,Senin(29/1/2024) mengatakan, kita hanya sebatas memberi support.

Namun untuk teknis penggunaan lapangan madrasah,katanya, sudah menjadi ranahnya kewenangan Kementerian Agama Palas.

Sementara itu, Ifan KDI selaku Ketua Panitia penyelenggara kegiatan Event Indinesia Monotor dikonfirmasi Go Sumut, Senin (29/1/2024) dilokasi kegiatan terkesan menghindar.

"Nanti ya,kami masih ada rapat kordinasi dengan panitia, " tutur salah seorang perempuan yang berada disamping Ifan KDI

Ditambahkan, untuk konfirmasi,nanti aja habis shalat magrib karena kami mau rapat kordinasi dulu.