MADINA - Hasil kelulusan tahapan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) salah satunya untuk guru di tahun 2023 di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) diumumkan. Ironisnya gelombang kekecewaan pun ramai disuarakan para peserta seleksi. Dalam hal itu pun kini menjadi perbincangan hangat di media sosial karena peserta P3K merasa dicurangi dan berkumpul di pelataran Mesjid Agung Nur Ala Nur, Kecamatan Panyabungan, Sabtu (23/12/2023).

Anehnya lagi, peserta seleksi P3K itu melihat nilai yang diumumkan oleh Pemerintah Daerah (Pemkab) Madina berbeda dengan nilai yang dikeluarkan Badan Kepegawaian Nasional (BKN) melalui sertifikat yang diperoleh perseta P3K.

Dari data yang diterima Gosumut, disitu terlihat penurunan nilai yang signifikan. Misalnya dari sekian ratusan P3K guru yang merasa dicurangi itu adalah Sakdiah, dia mendapatkan nilai dari BKN yang bersertifikat dengan nilai total keseluruhannya yang diuji yakni 536. Sedangkan nilai yang diumumkan oleh Pemkab Madina terjadi pengurangan yakni 443,3.

"Semua yang disini (perserta P3K untuk guru berkumpul) adalah yang terjadi penurunan nilai. Maka kami akan terlebih dahulu mengumpulkan berkas sebagai bukti bahwa sanya ada sertifikat dari BKN ketika CAT di Provinsi dan maka kami akan membandingkan nilai yang diumumkan pemerintah daerah," kata Saipul Aswar Lubis Ketika ditanyai.

Sementara sebagai salah satu syarat seorang peserta untuk dapat mengikuti seleksi P3K adalah guru yang sudah mengajar selama 2 tahun secara terus menerus.

"Namun banyak juga yang kami dapati bahwa guru peserta P3K yang ikut seleksi baru mengajar cuman 3 bulan dan 1 tahun malah dingakat menjadi P3K dan menang. Dan kami yang sudah mengabdi sampai belasan tahun akan tetapi tidak diangkat menjadi P3K malah kami dicurangi. Untuk itu kami berharap agar di Kabupaten Mandailing Natal ini ditegakkan keadilan," katanya.

Selanjutnya dia menambahkan, ratusan peserta P3K yang merasa dicurangi ini akan melaksanakan salat hajat serta membacakan Surat Yasin 40. Dal hal ini pun dilakukan supaya pimpinan Bupati Madina terbuka hatinya khusus untuk guru honorer.

"Kami melaksanakan salat hajat mudah mudahan pemerintah daerah terbuka hatinya untuk menegakkan keadilan khususnya kepada guru honorer yang seperti kami ini, " ucapnya.

Dan tidak tertutup kemungkinan para guru honorer di Kabupaten Mandailing Natal akan juga melakukan unjuk rasa secara besar-bersaran dalam hal mempertanyakan dugaan kecurangan nilai hasil seleksi P3K yang mereka alami.

"Setelah nanti lengkap pendataan berkas guru ini pasti juga kami akan melangkah seperti itu dan baik melaporkan ke penagak hukum, " tungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Madina hingga saat ini belum dapat dihubungi sambungan selulernya.