TOBA - Perum Jasa Tirta (PJT) I bersama Forum Jurnalis Peduli Sungai (FJPS) di wilayah Kabupaten Toba menggelar diskusi guna menjaga kelestarian sumber daya air (SDA) Danau Toba Selasa, (14/11/2023). Kegiatan yang digelar di Wita Cafe Lukban Silintong Kecamatan Balige ini mengambil topik 'Kolaborasi bersama menjaga kelestarian Sumber Daya Air Danau Toba'.
 
Acara dihadiri Direktur Operasional PJT I Milfan Rantawi didampingi Manajer Utama Regional II Lukman Chakim dengan peserta diskusi 22 orang wartawan - wartawati dari berbagai media yang bertugas di Toba serta 3 orang jurnalis dari Jawa Timur.
 
"Kami sebagai perusahaan BUMN yang beroperasi dalam bidang pengelola sumber daya air di wilayah Sungai Toba - sungai Asahan tidak bisa kerja sendiri, untuk itu sangat perlu bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, khususnya dari teman-teman pers, untuk bisa menyampaikan dan menyebarluaskan informasi yang akurat dan berimbang kepada masyarakat publik" ujar Milfan.
 
Milfan, menyebutkan salah satu fungsi Perum Jasa Tirta I yakni melakukan konservasi untuk menjaga kelestarian sumber daya air di Danau Toba. 
 
Dalam upaya konservasi ini, jelasnya dibagi dua kegiatan yakni, penanaman pohon atau penghijauan dan pembuatan sumur resapan serta biopori.
 
Untuk upaya kegiatan penghijauan dengan penanaman pohon dilakukan bekerjasama dengan masyarakat. Namun dalam program keguatan penanaman, pihaknya kesulitan karena soal lahan.
 
"Kami tahu banyak warga Toba yang memiliki lahan luas tetapi tidak terjangkau kami orangnya siapa dan dimana. Atas hal itu, kami dari PJT I berharap rekan rekan pers bisa berperan membantu kami untuk mendata dan mengkoordinasikannya kepada para warga pemilik lahan serta menginformasikan keberadaan lahan dan pemiliknya tersebut kepada kami, terutama lahan yang statusnya kritis sesuai dengan kriteria yang di programkan PJT I," ujarnya.
 
Menurutnya, dengan data dan informasi tersebut, pihaknya terbuka dan akan membantu penanaman pohon dilokasi tersebut yang tentunya dengan lahan produktif atau yang meberikan hasil ekonomi bagi warga pemilik lahan dalam upaya pembangunan dan peningkatan akonomi masyarakat.
 
Milfan juga berharap para wartawan yang berygas di Kabupaten Toba membuat kelompok untuk melakukan upaya konservasi dan pelestarian alam. Dengan mendata lahan yang kritis hingga sampai proses penanaman.
 
Lanjutnya, dari tahun 2019 hampir 1.100 hektare lahan di kawasan Sungai Toba Asahan telah dilakukan penanaman pohon yang meliputi di wilayah kabupaten se kawasan Danau Toba di antaranya Toba, Samosir, Humbahas, Tapanuli Utara dan Arboretum Ambarhalim dengan total yang ditanam sekira 378.000 batang pohon dari berbagai jenis.
 
"Untuk jenis pohon yang ditanam kami menyesuaikannya dengan permintaan masyarakat pemilik lahan," imbuhnya.
 
Untuk perawatan pohon yang sudah ditanam tetap pihaknya mendampingi dan memberikan bantuan pupuk dan pestisida untuk perawatannya guna memastikan bibit yang ditanam bertumbuh dengan baik dan memberikan hasil bagi pemilik lahan.
 
"Kami dari PJT I tidak memintanya, karena hanya benefitnya saja yang kami harapkan sebagai upaya menyelamatkan sumber daya air di Danau Toba," tegasnya.
 
Selain penghijauan, Jasa Tirta 1 juga membuat 100 sumur resapan dan 8.000 lubang biopori. Namun saat ini, program yang baru dilakukan itu progres fisiknya masih sekitar empat persen. 
 
Sesuai hasil masterplan, untuk sumur resapan memiliki daya resap 20 liter per jam per sumur. Sedangkan lubang biopori memiliki daya resap 300 meter kubik per hektare per tahun.
 
Untuk program kelestarian alam dan menjaga kelestarian sumber daya air Danau Toba, PJT 1 membuat program kegiatan pemuda pelajar melalui Sekolah Peduli Lingkungan (SPL).
 
Saat ini dalam program Sekolah Peduli Lingkungan (SPL) PJT 1 sudah bergerak di 4 SMP dari 10 SMP di Kabupaten Toba sesuai target 2023. Di SPL ini, masing-masing sekolah dibuatkan Greenhouse untuk proses edukasi siswa akan pentingnya menjaga kelestarian alam untuk menjaga sumber daya air di wilayah Toba.