LANGKAT - Di atas lahan seluas 1.600 meter persegi di tepi Jalan Raya Binjai - Namu Ukur  sejumlah penduduk Desa Pasar VI Kwala Mencirim, Kecamatan Sei Bingai yang tergabung dalam Kelompok Tani Sehat sering berkumpul, berdiskusi, dan belajar bersama bagaimana menjalankan sistem pertanian ramah lingkungan. Mereka berseri-seri difasilitasi Pabrik AQUA Langkat melalui program pemberdayaan masyarakatnya mengembangkan pertaniannya. "Kami berkumpul di sini dua kali seminggu untuk belajar bersama bagaimana membuat pupuk organik dan mengelola tanaman secara organik pula," ujar Supriyanto (50 tahun).

"Di sini kami saling berbagi pengalaman dan pengetahuan sambil terus belajar bagaimana mengelola pertanian sehat, untuk kemudian diterapkan di lahan kami masing-masing," tambah Supriyanto.

Kelompok Tani Sehat terbentuk sejalan dengan pengenalan program pertanian ramah lingkungan untuk masyarakat desa Pasar VI Kwala mencirim, Sei Bingai, Kabupaten Langkat oleh Pabrik AQUA Langkat dengan mitra pelaksana Sources of Indonesia (SOI) pada 2019.

Sejak saat itu para petani diajarkan membuat kompos padat dan kompos cair dengan memanfaatkan kotoran ternak. Kemudian dilanjutkan pengelolaan tanaman padi secara ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk yang berasal dari bahan-bahan alamiah pada 2020.

Awalnya para petani tidak percaya bahkan pesimis, bahwa tanpa menggunakan pupuk kimia yang sudah puluhan tahun mereka pakai, akan memberi hasil yang serupa kuantitasnya dengan memakai pupuk organik. Terbukti setelah pengenalan metode Sekolah Lapang dengan System of Rice Intensification (SRI) hasil yang diperoleh justru menyamai hasil panen biasa dan cenderung meningkat, selain itu petani tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk membeli pupuk yang saat ini cukup sulit diperoleh, dan ketika pupuk tersedia harganya juga membuat kantong petani menjerit. Para petani hanya memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di sekitar desa.

Program pemberdayaan masyarakat Pabrik AQUA Langkat melalui kegiatan pertanian ramah lingkungan ini diteruskan pada 2021 hingga saat ini dengan mendorong pertanian holtikultura dengan komoditas tomat, cabai, jagung, melon, dan lain-lain sebagai bahan belajar kelompok.

Stakeholder Relations Manager Pabrik AQUA Langkat Jimmi Simorangkir mengatakan, "Kegiatan pertanian ramah lingkungan ini bertujuan membantu masyarakat di sekitar pabrik AQUA Langkat di desa Pasar VI Kwala Mencirim & desa Namu Ukur Utara agar dapat meningkatkan perekonomian melalui peningkatan hasil pertanian yang dikelola secara ramah lingkungan. Hasil pertanian dari Kwala Mencirim ini pun jadi lebih sehat untuk dikonsumsi masyarakat."

Supriyanto yang juga mengembangkan tanaman holtikultura di lahannya sendiri mengakui bahwa ia kini merasa jauh lebih berbahagia setelah mengembangkan pertanian ramah lingkungan.

"Sekarang kami tidak ragu lagi untuk bertani, karena melalui pertanian ramah lingkungan kami selalu mendapatkan keuntungan finansial. Dulu, banyak dana harus kami keluarkan untuk membeli pupuk kimia sebelum mulai bertani. Sesudah itu hasil pertanian kami justru malah tidak menutupi pengeluaran membeli pupuk kimia itu," jelas Supriyanto secara gamblang.

"Dulu dengan pupuk kimia kami ikut mengurangi kesuburan tanah. Sekarang dengan menggunakan pupuk organik kami dapat memperbaiki dan kembali menyuburkan tanah, sehingga hasil pertanian pun ikut meningkat," ungkap Supriyanto penuh semangat.

Para petani di sekitar Pabrik AQUA Langkat kini tampak lebih berseri-seri. Mereka dapat mencari nafkah melalui sektor pertanian dengan menggunakan bahan-bahan alamiah yang berasal dari lingkungan sekitar dan dimanfaatkan untuk kebaikan alam juga.

Sementara itu untuk para ibu-ibu, Pabrik AQUA Langkat dengan mitra pelaksana Yayasan Sources of Indonesia juga punya program tersendiri.

“Kami mengedukasi, mendampingi, dan membentuk sebuah Kelompok Pertanian Pekarangan Ramah Lingkungan yang didominasi oleh kaum perempuan yang diberi nama Kelompok Pekarangan Ibu Kreatif (PIK). Kelompok ini berdiri sejak tahun 2020, mulanya kami hanya mengajak ibu-ibu mengelola sampah rumah tangga menjadi eco enzyim, yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pekarangan rumah mereka ” ujar Direktur Eksekutif Sources of Indonesia Renta Morina E. Nababan.

“Selama perjalanan kelompok, hasil dari pekarangan rumah sendiri terbukti mampu membantu para ibu rumah tangga untuk menyediakan makanan yang lebih sehat di meja makan keluarga masing-masing. Selain itu sebagian dari hasil panen juga mereka manfaatkan untuk menambah pendapatan keluarga dari hasil penjualan tanaman,” tambah Renta Nababan yang akrab dipanggil Iren ini.

"Kedua program tersebut di atas jelas memperlihatkan bahwa Pabrik AQUA Langkat bukan hanya sibuk menghasilkan air minum dalam kemasan yang berkualitas tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan, namun juga menjalankan berbagai kegiatan yang membawa dampak positif untuk lingkungan sekitar dan sekaligus ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat," pungkas External Relations Danone-AQUA Wilayah Sumatera, Wirnos.*