Medan - Stan PTPN 2 di PRSU memasarkan berbagai produk buatan narapidana (napi) wanita di Lapas Kelas II Tanjung Gusta Medan. "Itu tas wanita ecoprint, hiasan dinding ecoprint dan bunga hias dari plastik asli buatan napi wanita dari Lapas Kelas II Tanjung Gusta Medan," ujar Kasubbag Humas PTPN 2 di Medan, Rahmat Kurniawan.

Harga jual bervariasi, seperti Tas Ecoprint seharga Rp250 ribu.

Tas itu sudah dijual ke luar Sumut dan dibeli berbagai perusahaan untuk souvenir.

"Ada nilai lebih tas itu karena dikerjakan para napi," ujar Rahmat.

Menurut dia, pembinaan dan pelatihan kepada napi wanita di Lapas Tanjung Gusta Medan itu merupakan binaan PTPN 2 yakni Yayasan Srikandi.

Sebagai perusahaan BUMN, PTPN 2, katanya, memang mempunyai tanggung jawab sosial membina UMKM dan peduli lingkungan.

Di stan PTPN 2 di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) 2023, PTPN 2 juga memperkenalkan produk-produk unggulannya seperti gula yang diberi merk Walini dan tembakau.

"Di stan PTPN 2 PRSU, harga gula dijual lebih murah dari harga pasar yakni Rp12.900/kg, " katanya.

Ketua LPK Yayasan Srikandi
Putri dari Lembaga Pelatihan Kerja Yayasan Srikandi,Intan Purwa Putri Widarti menyebutkan, pelatihan, pembinaan dan memperkerjakan napi wanita di Lapas Tanjung Gusta Medan itu dilakukan pihaknya bekerja sama dengan Kemenkumham.

"Para wanita napi di Lapas Tanjung Gusta Medan itu dilatih dan diberi pekerjaan dan tentunya ada upah, " ujar Intan Purwa Putri Widarti yang dipanggil akrab Putri.

Putri menyebutkan, Yayasan Srikandi merupakan binaan PTPN 2 melalui Program Pendanaan UMK.

"Berkat bantuan PTPN 2 kami terus berkembang termasuk membina berbagai kalangan seperti napi meski kerjasamanya dilakukan yayasan dengan Kemenkumham, " sambungnya.

Pelatihan kepada napi wanita itu tentunya memanfaatkan
LPK milik Lapas Tanjung Gusta Medan.

"Alhamdulillah, para napi wanita tertarik dan serius dilatih dan diberi pekerjaan. Harapannya usai menjalani hukuman penjara, mereka bisa jadi pengusaha UMKM baru," ujar Putri.