MADINA - Pihak Kelurahan Dalan Lidang, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) kembali buka suara terkait alasan ingin memotong gaji petugas kebersihan mereka. Kali ini mengundang sejumlah wartawan di Kantor Kelurahan Dalan Lidang, Kacamatan Panyabungan pada Jumat (6/5/2023), untuk memberikan klarifikasi atas persoalan dengan petugas kebersihan mereka yang tidak ingin menuruti keinginan lurah, sehingga gaji dua orang petugas kebersihan tersebut masih tersendat, sedangkan dua orangnya lagi sudah cair. 

Kemudian dalam klarifikasi itu hadir oleh Lurah Dalan Lidang Rudi Hemi bersama pegawai kelurahan. Akan tetapi untuk berbicara menjawab pertanyaan sejumlah wartawan hanya diwakilkan oleh Bendahara kelurahan lantaran lurah beralasan tidak enak badan. 

Sebelumnya, di kelurahan Dalan Lidang ada empat orang petugas kebersihan. Namun dua diantaranya yakni Suheni (40) dan Tilana Silaban (43) mengaku belum menerima gaji selama 4 bulan, terhitung dari Januari sampai April 2023. Kedua orang tersebut mengaku belum merima gaji karena tidak mengikuti kemauan oleh lurah untuk dipotong sebesar Rp 500 ribu perbulanya. 

Atas hal itu, Bendahara Kelurahan Dalan Lidang, Rahma mengatakan keterlambatan pencairan gaji itu disebabkan karena keduanya tak menyetujui kesepakatan yang dibuat oleh pihak kelurahan terkait pembayaran gaji tidak secara penuh. 

"Sebelumnya kan kami ada kesepakatan,  kayak dia bilang dipotong bukan dipotong. Kami ajak mereka kerja sama," kata Rahma.

Menurutnya, kesepakatan pembayaran gaji tidak diberikan penuh karena alasan absensi kehadiran petugas kebersihan itu selama ini. 

"Dia ini (Suheni) cuma hadir dua hari selama empat bulan ini. Wajar kan rasa kami selaku kelurahan mengambil kebijakan, masak dua hari kerja dibayar full. Kalau yang satu lagi (Tilanna Silaban ) masih hadir lah sekitar sepuluh hari setiap bulannya," katanya. 

Dia juga mengaku dari awal sebenarnya takut mencairkan gaji kedua petugas ini karena menurutnya menyalahi prosedur. Namun, pihaknya kemudian membuat kebijakan dengan alasan dua orang petugas kebersihan tersebut akan berubah. 

"Namanya orang gak masuk, masak dibayar ya kan. Tapi orang-orang kan membikin kebijakan, cobalah kita bikin kebijakan, gitulah ini ceritanya. Kami panggil lah orang ini sebelum pencairan mana tau masih bisa dia dirubah, masih bisa dibina kan gitulah perasaan kami," sebut Rahma

"Kami panggil orang dua ini bagaimana ini, kamu kan kerja cuma dua hari ndak mungkin kan dibayar semua, cemburu lah yang lain yang hadir tiap hari. Bagaimana dibayar sesuai hari bekerja saja, kan gajinya satu juta lima ratus sebulan dibagi tiga puluh hari sebulan lima puluh hari lah perbulan ," sambungnya lagi

Pihak kelurahan kata Bendahara tersebut juga akan mengerefisi kedua orang petugas kebersihan kelurahan tersebut. 

"Jadi sore ini gaji mereka aka masuk tanpa ada potongan, setelah itu mereka juga direvisi kalau diberhentikan terlalu kasar ucapannya," katanya. 

Kemudian saat ditanyai wartawan kebijakan yang dibuat oleh pihak kelurahan tersebut terkait rencana pemotongan gaji petugas kebersihan. Bendahara kelurahan itu mengaku kebijakan mereka sudah menyalahi, ingin niat mencuri diam-diam  tapi tak berani. 

"Itu lah yang takut itu sebenarnya menyalahi, ha ini ibaratnya kami pencuri, mencuri diam-diam tak berani, tak berani sebenarnya tapi coba coba gitu," sebut bendahara kelurahan tersebut. 

Bendahara kelurahan itu juga membeberkan bahwa kebijakan untuk pemotongan gaji petugas kebersihan tersebut untuk menutupi kebutuhan hutang oleh pejabat lurah yang lama sebelum Lurah Rudi. 

"Jadi yang lama ini mutasi meninggalkan hutang tujuh setengah juta di kelurahan ini, masuk lurah yang baru (sebelum Lurah Rudi)  tidak sanggup membayarkannya semua diwariskannya lah sama kami tiga setengah juta. Hutang membawa pengajian ibu-ibu lomba nasid, hahaha sementara tidak ada dianggarkan ya kan darimana kami ambil, kan kayak pencuri juga lah kami itu, " bebernya. 

Sementara Suheni dan Tilanna petugas kebersihan mengatakan pernyataan pihak kelurahan yang mengatakan mereka jarang masuk kerja tersebut adalah tidak benar. 

Seheni menjelaskan dirinya bersama rekannya Tilanna Silaban selama ini bekerja. Namun untuk datang ke kantor menandatangani absensi kehadiran memang jarang dengan alasan tertentu. 

"Kalau seperti itu alasannya kami merasa difitnah, kami isi absen harus ke kantor baiklah kami akui, yang penting kami berkerja. Absen itu pun adanya sejak awal bulan februari sementara di bulan januari belum ada. Dan untuk kami direvisi pak Bupati lah menengok keadaan kami bagaimana," kata Suheni bersama Tilanna kekita dijumpai wartawan. 

Saat dijumpai oleh wartawan, Suheni menyebut hanya dirinya-lah yang menjadi tulang punggung keluarga setelah ditinggal pergi terlebih dahulu oleh almarhum suaminya serta meninggalkan 3 orang anak. Sementara Tilanna Silaban dalam keadaan mengandung menantikan lahirnya sang buah hati. 

Suheni mengatakan, pekerjaannya dengan rekannya Tilanna Silaban sebagai petugas kebersihan di Kelurahan Dalan Lidang dibidang menyapu pada jalan-jalan kelurahan. Sementara dua orangnya lagi yaitu Misan bertugas sebagai angkut sampah menggunakan Betor setelah usai disapu. Sedangkan Nurhabibah ditempatkan di kantor kelurahan namun dalam SK sebagai petugas kebersihan. 

"Terkadang tiap hari kami Pak ditanyai oleh anak-anak kami dirumah, mak udah cair mak gaji mak itu, apa coba yang kami jawab Pak, gak mungkin kita menangis di depan anak-anak kita kan Pak," ucap Suheni.