MEDAN - Anggota Fraksi Golkar DPRD Sumut Zainuddin Purba kembali menggelar aksi demonstrasi tunggal di depan pintu masuk Mapolda Sumut. Politisi Partai berlambang Pohon Beringin memprotes masih maraknya transaksi narkotika di Sumut, terlebih di kawasan Tanjung Pamah, Binjai dan Kutalimbaru.
 
Karena, anggota DPRD dari partai Golkar ini menilai sejumlah pengrebekan yang dilakukan Polrestabes Medan asal grebek dan sekadar buat laporan ke Kapolda Sumut, Irjen Panca Putra Simanjuntak.
 
Terlebih lagi, beberapa jam setelah barak narkotika di kawasan penggerebekan itu dibakar, mereka beroperasi kembali.
 
Oleh sebab itu, Zainuddin menilai Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda tak becus memberantas narkoba, judi di tiga wilayah hukumnya.
 
"Karena selama ini ketika dipercayakan kepada Kapolrestabes, aksi demo masih ada. Berartikan enggak benar ini Kapolrestabes. Kalau Kapolrestabes benar benar menyerap aspirasi kita, kan enggak mungkin kita demo lagi Kapoldasu ini," ujar anggota DPRD Sumut Zainuddin Purba dalam aksi tunggalnya di gerbang Mapolda Sumut, Rabu (23/11/2022).
 
Mala dari itu, pria yang akrab disapa Pak Uda ini meminta agar penggrebekan dipimpin langsung oleh Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak.
 
Apalagi, Zainuddin menilai selama ini personel Polrestabes Medan cuma sekadar buat laporan apa adanya supaya disebut telah bekerja.
 
"Hanya untuk dokumentasi saja. Untuk laporan kepada bapak Kapolda Sumut sudah dilakukan penindakan, dilakukan pembakaran. Malamnya transaksi itu masih berlangsung," imbuhnya.
 
Aksi tunggal Zainuddin Purba ini sudah kedua kalinya.
 
Sebelumnya aksi serupa juga pernah dilakukan Politisi Partai Golkar, Zainuddin Purba.
 
Saat itu, Jumat, (12/8/2022) ia datang dengan membawa satu mobil komando yang dilengkapi pengeras suara.
 
Menurut Zainuddin, demonstrasi ini berangkat dari keresahannya karena lokasi transaksi dan peredaran narkotika tak jauh dari kediamannya.
 
Masih menurut Zainuddin, tempat hiburan malam seperti Sky Garden, Kafe Duku Indah, Champion meresahkan masyarakat karena dinilai tak kenal waktu jam operasionalnya.
 
Bahkan, katanya, di sekitar diskotek inilah diduga narkotika, prostitusi dan penyakit masyarakat lainnya tumbuh subur.