Dari berbagai literatur diketahui yang nama nya pahlawan tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai kepahlawanan itu sendiri. Pahlawan adalah pejuang yang gagah berani, orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Jelasnya terdapat tiga unsur yang membentuk suatu makna kepahlawanan yaitu berani, berkorban dan benar. Itulah makna dan hakekat pahlawan. Siapa pun orang nya, asal memenuhi kriteria diatas, maka boleh-boleh saja disebut pahlawan. Kita mendengar guru sering disebut selaku pahlawan tanpa tanda jasa. Lalu, kita sering mendengar bahwa para petani kelapa sawit sangatlah pantas disebut pahlawan devisa, dan banyak lagi atribut yang dilekatkan kepada orang-orang yang berjasa kepada bangsa dan negara.

Tidak terasa, hari ini kita memperingati lagi Hari Pahlawan yang ke 77 tahun. Sebuah momen sejarah yang sangat heroik sekaligus penuh dengan semangat rela berkorban untuk kejayaan bangsa dan negara Indonesia. Hari ini, kembali kita terngiang-ngiang dengan teriakan MERDEKA atau MATI, yang 77 tahun lalu membahana jadi penyemangat para pejuang bangsa mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pilihan binomial : MERDEKA atau MATI, menggambarkan betapa gagah nya para pemuda dan pejuang bangsa dalam melawan kaum penjajah yang ingin menguasai lagi negeri Indonesia tercinta. Mereka ikhlas menyerahkan jiwa raga asal kemerdekaan yang telah diraih tetap dijaga, dipelihara dan dilestarikan. Indonesia Merdeka betul-betul menjadi harga mati yang tidak bisa digadaikan kembali.

10 Nopember 1945 betul-betul menjadi penghormatan terhadap para pejuang bangsa, yang tidak rela menyaksikan Indonesia dijajah lagi oleh bangsa asing. Banyak para pemuda yang gugur di medan juang. Mereka tidak pernah merasa takut kehilangan nyawa satu-satu nya, asalkan Indonesia tetap merdeka. Mereka tidak sudi penjajah menguasai kembali Tanah Merdeka yang telah diproklamirkan.

10 Nopember 1945 telah berlalu sekitar 77 tahun lalu. Seiring dengan perjalanan waktu, raungan para pemuda dan pejuang bangsa kala itu, masih terus terdengar setiap bangsa ini memperingati Hari Pahlawan. Kita pasti ingat akan sosok Bung Tomo, tokoh pemuda yang mampu mengobarkan semangat membela tanah air tercinta.

Kepahlawanan sendiri merupakan "nilai kehidupan" yang dapat merasuk ke dalam setiap sisi kehidupan. Seirama dengan perjalanan waktu, nilai kepahlawanan pun dapat muncul di berbagai aspek kehidupan. Salah satu nya nilai kepahlawanan para petani kelapa sawit yang oleh banyak pihak layak disebut sebagai "pahlawan devisa".

Tampil nya sebutan petani kelapa sawit sebagai pahlawan devisa, tentu saja akan dilandasi oleh berbagai pertimbangan. Orang-orang tidak mungkin akan berani menyebut petani kelapa sawit sebagai pahlawan devisa jika tidak ditopang oleh alasan yang argumentatif. Salah satu nya, berkat kiprah para petani kelapa sawit inilah segenap bangsa di negeri ini, masih mampu melakoni kehidupan dengan baik.

Selama ini kita tahu, setidak nya ada dua peristiwa besar yang membuat Indonesia terkenal di seluruh dunia. Pertama adalah sektor kelapa sawit sbg penopang krisis Tahun 1998 dimana petani kelapa sawit ikut serta dlm kontribusi dan kedua unjuk rasa petani kelapa sawit untuk pencabutan larangan eksport di Tahun 2022. Kedua peristiwa tersebut mampu mencatatkan negara kita menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain di dunia dalam hal peningkatan produksi kelapa sawit. Berkat kerja cerdas para petani kelapa sawit, bangsa ini dikenali sebagai bangsa yang mampu menjaga kestabilan devisa & ketertiban hankamnas.

Tidak hanya itu. Para petani kelapa sawit memang layak disebut sebagai pahlawan devisa. Mereka inilah yang setiap waktu pergi ke ladang untuk menjaga budidaya sawit ditengah harga pupuk yg sudah tidak terjangkau petani kelapa sawit. Dengan tanpa memikirkan untung rugi, para petani kelapa sawit tetap bekerja ke ladang sekali pun warga dunia disergap pandemi Covid-19. Petani kelapa sawit tetap bekerja demi memberi pasokan kebutuhan akan minyak nabati orang kota. Itulah kehebatan petani kelapa sawit dalam mengarungi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Petani kelapa sawit sendiri seperti nya tidak terlampau mempersoalkan sebutan yang dilekatkan kepada diri nya. Mau disebut pahlawan atau bukan, yang penting mereka telah berbuat yang terbaik bagi nusa dan bangsa. Apa yang dilakukan selama ini, hanyalah sebuah ikhtiar agar segenap warga bangsa tidak kekurangan penunjang bahan pangan pokok. Petani kelapa sawit ingin agar warga bangsa tidak heboh, tidak panik ketika kelangkaan migor di negara tercinta terjadi dan mampu merasakan indah nya kemerdekaan.

Bagi petani kelapa sawit sediri, yang lebih dimintakan kepada penentu kebijakan adalah kapan nasib dan kondisi nya akan berubah dan semakin baik dalam melakoni kehidupan nya di negeri ini. Mereka tetap menunggu kapan suasana hidup sejahtera bakal dirasakan. Sebab, sebagai warga bangsa, petani kelapa sawit pun memiliki hak untuk hidup sejahtera. Kewajiban Pemerintahlah untuk mensejahterakan kehidupan mereka.

Sebagai pahlawan devisa, para petani kelapa sawit tidak banyak menuntut. Mereka hanya ingin agar kerja keras nya dihormati dan dihargai oleh para pengambil kebijakan. Harapan para petani kelapa sawit sangat sederhana dan tidak neko-neko. Mereka ingin agar tatkala periode pemupukan tiba, petani kelapa sawit tidak disibukan oleh mahal & kelangkaan pupuk yang sangat dibutuhkan. Dan ketika akan panen, petani kelapa sawit meminta agar Pemerintah dapat menjamin harga TBS (Tandan Buah Segar) di tingkat petani dengan harga yang ditetapkan.

Petani kelapa sawit meminta agar para tengkulak atau agen atau para pengusaha pabrikan, tidak mempermainkan harga di tingkat petani. Bahkan akan lebih baik, jika agen atau pengusaha betul-betul mampu menjadi pelindung petani kelapa sawit dalam mengamankan harga jual di tingkat petani. Selain itu, Pemerintah diharapkan mampu tampil sebagai regulator yang selalu menunjukan keberpihakan dan kecintaan nya kepada para petani.

Nilai kepahlawanan petani kelapa sawit ada baik nya kita cermati secara seksama. Keheroikan petani kelapa sawit dalam meningkatkan produksi untuk menjaga kestabilan akan kebutuhan minyak nabati dunia, patut kita teladani. Petani benar-benar mampu bekerja tanpa pamrih. Petani tidak pernah menuntut untuk dapat pengakuan sebagai pahlawan nasional. Yang mereka lakukan hanyalah berbuat baik bagi sesama warga negara agar rekan-rekan sebangsa nya tetap terjaga kebutuhan bahan pangan dan ketertiban negara, itu utama nya.

OLEH : H. GUS DALHARI HARAHAP
(PENULIS, KETUA HARIAN DPP APKASINDO).