LANGKAT -Detasemen Khusus (Densus) 88 melaksanakan giat workshop kebangsaan bekerjasama dengan Kepolisian Resort Langkat dan Pemerintah Kabupaten Langkat,  berlangsung di aula kantor kementrian agama (Kemenag) Jalan  Dipenogoro, Stabat, Selasa (18/10/22).
 
Giat workshop guna membangun sinergitas antara kemenag, ormas, dan tokoh agama untuk mencegah penyebaran paham intoleransi, radikalisme serta terorisme khususnya di Kabupaten Langkat.

Kapolres Langkat AKBP Danu Pamungkas Totok pada kesempatan tersebut mengatakan, Kabupaten Langkat merupakan kota yang religius, "saya bersyukur dapat mengemban tugas disini, sehingga bisa mengenal banyak tokoh agama," Sebut Kapolres.

Kami dari Polri hanya untuk menjaga kamtibmas, kami menghinbau agar masyarakat jangan mudah terprovokasi, karena masalah agama sangat sensitif, sambung Kapolres.

Lebih lanjut Kapolres Langkat AKBP Danu Pamungkas Totok mengajak kepada seluruh pihak agar dapat menjaga toleransi antar umat beragama khususnya di Langkat.

Dan harus bijak dalam bersikap jangan mudah terprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab serta dapat mengantisipasi adanya kelompok tertentu yang ingin menyusupi dan mengubah ideologi Negara.

Kegiatan ini dari Densus 88 dan ini merupakan sarana silaturahmi serta memberikan gambaran situasi kamtibmas saat ini. Kita harus perduli dengan lingkungan kita.

Kita hidup dan tinggal di Indonesia ini dengan keanekaragaman agama, suku dan budayanya dan itu jangan menjadikan perpecahan diantara kita, kita harus bisa bersatu dengan Bhineka tunggal ika sehingga terjalin hubungan yang harmonis serta terciptanya situasi kamtibmas yang aman dan kondusif.

Sebelumnya Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Langkat KH.Ainul Aswad dalam sambutanya mengajak kepada seluruh elemen agar dapat bekerja sama menciptakan situasi Kamtibmas diwilayah Kabupaten Langkat.

Lebih lanjut dikatakanya, dari dulu masyarakat kita di Kabupaten Langkat ini terbiasa dengan toleransi, ada juga kelompok yang menyalahkan suatu tradisi di masyarakat, ini bisa menimbulkan perpecahan.

Kita hidup dan tinggal di Indonesia ini tentu dengan beraneka ragam agama, suku dan budaya dan itu jangan menjadikan perpecahan diantara kita, kita harus bisa bersatu dengan Bhineka tunggal ika sehingga bisa membangun sinergitas.

Lebih jauh diingatkannya, menjelang memasuki tahun politik, rumah ibadah jangan sampai dijadikan kepentingan politik. "Rumah ibadah harus murni dilakukan untuk beribadah," tegas Kakanmenag.

Selanjutnya materi workshop disampaikan oleh Kanit Kontra Ideologi Direktorat pencegahan Densus 88 Kompol Agus M.Si tentang pencegahan paham radikalisme dan terorisme, diakhiri dengan dialog interaktif kepada para peserta.*