MEDAN - Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Doddy Zulverdi mengatakan risiko kredit macet di Sumatera Utara mengalami peningkatan meskipun masih terbatas. Kondisi ini, tercermin dari peningkatan non performing leon (NPL) triwulan II-2022 sebesar 2,43% menjadi 2,56% pada Agustus 2022. "NPL modal kerja mencatat sedikit peningkatan dari 3,35% pada triwulan II 2022 menjadi 3,62% pada Agustus 2022," ujar Doddy Zulverdi di kegiatan Bincang Bincang Media (BBM), yang digelar baru-baru ini.
 
Kemudian NPL investasi mencatat peningkatan dari 1,60% pada triwulan II 2022 menjadi 1,62% pada Agustus 2022. Sementara NPL kredit konsumsi mencatat peningkatan dari 1,66% pada triwulan II 2022 menjadi 1,75% pada Agustus 2022.
 
Peningkatan NPL ini ujarnya, didorong peningkatan rasio NPL baik kredit produktif maupun konsumtif. Disisi lain, upaya perbaikan kualitas kredit pada debitur terdampak Covid-19 yang dilakukan pemerintah melalui restrukturisasi kredit tercatat telah melewati puncaknya dan berangsur membaik.
 
Sementara itu ucapnya, penyaluran kredit meningkat di tengah relatif melambatnya DPK sehingga mendorong intermediasi perbankan (LDR) per Agustus 2022 naik menjadi 85,4% (yoy).
 
Doddy mengatakan, kredit korporasi secara tahunan juga mengalami kenaikan dari 7,7% (yoy) pada triwulan II-2022 menjadi 8,9% (yoy) yang diindikasikan tidak terlepas dari masih berlanjutnya tren pemulihan ekonomi di Sumatera Utara.
 
“Disamping itu, kinerja kredit UMKM juga mengalami kenaikan dari triwulan sebelumnya meski diikuti oleh kenaikan risiko kredit. Lebih lanjut, kredit rumah tangga juga meningkat didorong oleh kenaikan pada kredit kendaraan bermotor,” katanya.