TAPTENG - Masih ingat Wahyuni Aritonang ? Balita penderita penyakit pembengkakan pembuluh darah sejak usia 2 minggu, yang pada tahun 2018 lalu hampir batal berobat karena ketiadaan biaya. Usai menjalani perawatan di RSUD Pandan selama kurang lebih 1 minggu, pembengkakan kepala dan leher bagian belakang menyusut. Namun, secara perlahan kulit leher bagian belakang melepuh, yang menjalar hingga kulit kepala bagian belakang. Oleh pihak RSUD Pandan, Wahyuni disarankan untuk berobat ke salah satu rumah sakit di Medan. 
 
Karena tidak memiliki biaya, Wahyuni dibawa pulang kedua orangtuanya ke Dusun III Desa Mombang Boru, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah. Dikediamannya, balita kelahiran 6 Juli 2018 ini, tidur diatas bentangan helai daun pisang. Wahyuni terlihat terus menangis menahan sakit yang mendera.
 
Kompleksnya kemiskinan yang mendera keluarga ini membuat kedua orangtuanya tidak bisa berbuat banyak, kecuali pasrah dalam kenestapaan. Jangankan untuk biaya berobat, untuk makan sehari saja, orangtua Wahyuni sering keteteran, dan kadangkala harus meminjam dulu ke sejumlah tetangga agar mereka bisa makan. 
 
Saat perasaan putus asa menghantui, beberapa pihak yang prihatin dengan kondisi Wahyuni masuk gelanggang. Diinisiasi tokoh pemuda Kabupaten Tapanuli Tengah, Lodewick Fraus Seran Marpaung, donasi kepada bayi pengidap pembengkakan pembuluh darah ini di kumandangkan. Sosok pemuda yang memiliki kepedulian sosial yang sangat tinggi ini, mengajak berbagai elemen kemasyarakatan berpartisipasi melalui 'Dompet Peduli Wahyuni'.
 
Tercacat, selain sejumlah donatur perseorangan, beberapa organisasi sosial dan profesi seperti, Sapardonganan Lissoi Balige, Himaksitap Sibolga- Tapanuli Tengah, dan IWO Sibolga-Tapanuli Tengah, berhasil digandeng.
 
Tidak mau berbuat setengah hati, Lodewick Fraus Seran Marpaung kembali membawa Wahyuni ke RSUD Pandan, untuk mendapatkan perawatan intensif di Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Ia juga mengupayakan kepesertaan Wahyuni pada program jaminan kesehatan nasional, melalui BPJS Kesehatan. 
 
Setelah menunggu beberapa hari, Jum'at 7 September 2018, kartu BPJS Wahyuni Aritonang aktif.  Bayi malang penderita penyakit pembengkakan pembuluh darah, buah cinta pasangan Frengki Aritonang dan Dewi Sartika Hutauruk ini, akhirnya di berangkatkan ke RSUP H Adam Malik Medan.
 
Wahyuni di berangkatkan dengan menaiki mobil ambulans milik RSUD Pandan dengan nomor polisi BB 376 M, sekitar pukul 17.15 WIB. Disamping keluarga, satu orang petugas medis, Sinta Siagian, mendampingi Wahyuni selama dalam perjalanan.  
 
Lodewick Fraus Seran Marpaung dan 3 orang dedengkot Himaksitap Sibolga- Tapanuli Tengah, Daniel Ferdinand L Tobing, Wilnanda Silalahi, dan  Melati Natalia Siagian, menguntit dari belakang. Tokoh-tokoh muda ini akan mendampingi Wahyuni selama mendapatkan penanganan medis di RSUP H Adam Malik Medan
 
Akhirnya, setelah menjalani masa persiapan operasi, Jumat 20 September 2018, pihak RSUP H Adam Malik Medan melakukan operasi. Satu bulan pasca operasi, kondisi bayi malang itu berangsur-angsur membaik, yang ditandai dengan diperbolehkannya Wahyuni pulang oleh pihak RSUP H Adam Malik Medan. Namun dengan cacatan, Wahyuni harus melakukan pemeriksaan berkala ke RSU FL Tobing Sibolga.
 
Alhamdulillah, Puji Tuhan, doa dan upaya seluruh pihak, baik yang berkeringat dan yang tidak berkeringat, dibayar tunai oleh Sang Pencipta. Wahyuni telah bisa  bermain dengan anak-anak seusianya. 
 
 
4 tahun lalu, awal Lodewick Fraus Seran Marpaung mengembang tugas negara di Kantor Kecamatan Sukabangun, sebuah aksi kemanusiaan spektakuler dia lakukan. Kini, dipenghujung tugas pasca dipindahkan ke Kecamatan Manduamas, Ketua KNPI Kabupaten Tapanuli Tengah ini, menyambangi Wahyuni dikediamannya, Selasa (6/9/2022).
 
Lodewick Fraus Seran Marpaung pamit sekaligus mendoakan Wahyuni agar sukses menggapai cita-cita.