LHOKSEUMAWE – Tak selamanya sampah jadi barang yang jorok dan menjijikan, bahkan sampah rumah tangga bisa bernilai ekonomis. Buktinya saat Pj Walikota Lhokseumawe, Dr Drs Imran MSi MA Cd melakukan studi tiru pengelolaan sampah rumah tangga di Jembrana, Bali, Selasa (30/8/2022), ternyata sampah-sampah dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan yang bernilai ekonomis.

Saat meninjau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Jembrana, Bali, Pj Walikota Lhokseumawe terinspirasi, ternyata selama ini sampah juga mampu menghasilkan uang, jika dikelola dengan baik.

"Kalau kita mau bergerak, semua sampah rumah tangga itu bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, pakan ternak, bahan kerajinan dan lain-lain. Untuk itu diperlukan terobosan besar dan kerjasama semua pihak,” katanya.

 

Saat berkunjung ke Jembrana, Pj Walikota Lhokseumawe  disambut Bupati Jembrana I Nengah Tamba SH yang didampingi oleh Kadis DLH, Kadis PMD, Plt Diskominfo dan Tenaga Ahli Bupati.

 

“Kami akan mengadopsi capaian pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Pemkab Jembrana saat ini. Oleh karena itu, kami ingin belajar bagaimana gambaran dan konsep pengolahan sampah yang dilakukan guna mengurangi volume sampah yang ada di Kota Lhokseumawe,” katanya dalam pertemuan dengan Bupati I Nengah Tamba SH, sambil menambahkan sampah -sampah domestik yang sebenarnya dihasilkan saat ini di Lhokseumawe bisa dikelola dengan baik bahkan menjadi sumber penghasilan.

 

Dalam kesempatan itu, Bupati Jembrana I Nengah Tamba SH mengatakan bahwa sampah merupakan warisan sejak 77 tahun lalu dan selalu menjadi ancaman daerah dan nasional, untuk itu diperlukan banyak pihak untuk menanganinya.

 

“Pemkab Jembrana dibantu oleh berbagai lembaga swadaya masyarakat untuk mengurangi volume sampah yang ada. Karena memang dibutuhkan motivasi dan dukungan keuangan yang tinggi untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini. Kami selalu komit dari awal hingga saat ini,” jelasnya.

 

Salah satu hal unik dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Jembrana yaitu dengan penetapan pararem (aturan adat) yang mengatur hak dan kewajiban krama dalam upaya menjaga kelestarian dan lingkungan oleh desa adat.

"Sanksi adat terkait pelanggaran seperti buang sampah sembarangan  itu tinggi. Sehingga saat ini kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan mulai terlihat,” kata Bupati.

 

Usai disambut  Bupati Jembrana, Imran dan rombongan ditemani Kadis LH Dewa Gede Ary Candra Wisnami SSTP MSi berkunjung ke Tempat Pengelohan Sampah Terpadu (TPST) Jembrana untuk melihat secara langsung bagaimana kegiatan pengumpulan sampah yang dilakukan, pemilahan sampah, penggunaan dan pendauran ulang sampah, pengolahan hingga pemrosesan akhir sampah.

 

Rombongan Pj Walikota Lhokseumawe juga disambut oleh Kepala Desa Yeh Sumbul,  I Putu Gede Diantariksa sambil memberikan penjelasan  mengenai upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah desa dalam pengelolaan sampah seperti sosialisasi memilah sampah secara mandiri oleh tiap keluarga, pembuatan peraturan desa terkait dengan penanganan sampah hingga pemberdayaan masyarakat melalui budidaya maggot (Black Soldier Fly)

 

“Budidaya maggot ditempat pembuangan sampah rumah tangga bisa menghasilkan larva dan laku dijual untuk pakan ikan dan unggas, oleh karena itu maggot atau juga dikenal dengan Black Soldier Fly sangat menjanjikan sebagai peluang bisnis,” jelasnya.