SERGAI - Pihak Perusahaan PT Kebun Socfindo melakukan  penggorekan terhadap jalan akses masyarakat antara pihak perkebunan berbatasan dengan pemukiman masyarakat dengan pengawalan pihak kepolisian yang nyaris ricuh hingga viral di media sosial. Amatan wartawan, Senin (22/8/2022) sore, terlihat aparat kepolisian bersama pihak perkebunan PT Socfindo sedang melakukan penggorekan lokasi perbatasan antara lahan perkebunan dengan masyarakat. Hal ini viral di media sosial dengan dibagikan dua ratus empat belas ribu oleh pemilik akun facebook Dana Syah.

Dalam postingan tersebut pemilik akun menuliskan ,"Akses jalan masyarakat desa Tanah Merah dusun C yang melalui perkebunan PT. Socfindo diputus oleh pihak perkebunan dan didampingi oleh pihak kepolisian!!!,"tulisnya.

Vidio yang durasi 2 menit 28 detik terlihat seorang pria dengan memakai baju warna putih dengan menggunakan topi yang merupakan pihak perkebunan
PT Socfindo melerai pertengkaran yang diduga pihak perkebunan dengan masyarakat sekitar.

"Itu yang pakai baju kotak kotak itu , jika mau dibongkar harus 4 lokasi, kayak kau aja yang punya kebon,"teriak warga dalam vidio tersebut

"Maaf pak, lihatlah pak masyarakat lewat dari sini, anak sekolah juga jemput lewat dari sini pak, kan kasihan kalau dibongkar pak, kalau mau di bongkar disana harus dibongkar semua, jadi yang dari sana tidak bisa kemari biar tahu, kita viralkan komandan ya," ujar warga dalam video tersebut.

" Jika kau yang punya kebon bisa kau yang bongkar. Hati hati kau ya, "ucap seperti suara ancaman dihadapan dalam vedio tersebut.

Akibatnya, warga pun langsung bersorak dengan mengatakan, "Kasih lewat, lewat."

Selanjutnya, datang seorang oknum yang bertugas di Polsek Perbaungan dengan mengatakan "Kalian jangan gitu ya, bukan kamu yang berbuat jadi bukan kamu yang benar." Ucapan oknum kepolisian ini langsung dilerai warga lainya.

Menyikapi video viral tersebut, puluhan nitizen langsung melontarkan beragam komentar kepada pemilik akun facebook Dana Syah.

"Jalan keluar perusahaan blok aja biar perusahaan gak semena- mena sama masyarakat. Kalau polisi mereka gak bisa ngomong karena mereka dibayar jadi ya jelas berpihak ke perusahaan,"ucap Rahman dalam komentarnya.

"Pak polisinya, suruh minta gajinya dari perusahaan mulai bulan depan.
Jangan dari pajak yang ditarik dari uang rakyat,"ucap Zulkarnain.

"Tu aparat yang menunjuk-nunjuk warga berarti menuduh warga yg selama ini pencuri sawit perkebunan berarti menuduh tanpa bukti," kata akun Mas Abi

Informasi yang diperoleh, peristiwa tersebut terjadi di Dusun C Desa Tanah Merah, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Menanggapi hal ini, Abdul Munir Syahdana selaku ketua BPD kepada wartawan mengatakan masyarakat ingin jalan tersebut tetap dibuka apalagi masyarakat kalau mau ke Sei buluh harus lewat desa Lubuk bayas.
Cuma PT Socfindo buat parit jalan terhubung desa Tanah Merah sehingga jalur mau masuk dan keluar dari Sei bulu itu diputus.

"Masyarakat desa Tanah Merah dusun C merasa keberatan atas
diputusnya jalan keluar yang melalui perkebunan PT Socfindo. Sebab jalan tersebut banyak digunakan masyarakat untuk peningkatan ekonomi & banyak anak sekolah yang melewati jalan tersebut,"papar Abdul Munir Syahdana

Namun sayangnya, lanjut Abdul Munir Syahdana yang merupakan pemilik akun Dana Syah mengatakan kenapa pihak perkebunan membawa aparat kepolisian. "Kami tidak merusak alat berat dan bukan merebut lahan sengketa, namun hanya meminta jalan tersebut agar jangan di gali. Karna jalan tersebut akses untuk dilintasi anak sekolah."

"Kami juga meminta pihak perkebunan agar jalan tersebut disisakan untuk bisa dilintasi anak sekolah. Namun pihak perkebunan tidak bisa, sehingga pengorekan tetap dilanjutkan,"kata Abdul Munir Syahdana.

Namun saat disinggung apakah oknum aparat kepolisian melakukan ancaman kepada warga seperti dalam video tersebut, Abdul Munir Syahdana berdalih bahwa yang marah-marah dalam video tersebut bukan aparat kepolisian melainkan warga sekitar kepada pihak perkebunan PT Socfindo.

Pairun warga sekitar juga menambahkan dengan diputusnya jalan tersebut mereka merasa sulit untuk mencari rumput guna pakan ternak miliknya, bahkan warga sekitar merasa jauh untuk jalan keluar, terutama untuk menuju jalan raya dan kami harus memutar melalui desa Lubuk Bayas,"ucap Pairun dengan nada kesal

Manajer PT Socfindo Matapao, Robert Sagala kepada wartawan mengatakan bahwa penutupan jalan alternatif yang melintasi perkebunan yang berlokasi di Desa Sei Buluh Kecamatan Perbaungan mengantisipasi maraknya aksi pencurian kelapa sawit perkebunan.

Selain pihak perkebunan sudah telah dimusyawarahkan dan sosialisasikan antara pihak Perkebunan Socfindo denganpihak Desa Sei Buluh, ujarnya.

"Hasilnya sepakat satu akses jalan alternatif tersebut, mengingat masih ada dua jalan alternatif yang melintasi perkebunan yang masih bisa dilalui warga," ujar Manejer Socfindo Mata Pao itu

Lanjutnya, namun saat akan dilakukan penutupan akses jalan alternatif olah pihak perkebunan dengan pengamanan pihak Polsek Perbaungan, sejumlah warga Dusun C Desa Tanah Merah protes terhadap penutupan akses jalan alternatif tersebut.

Namun, setelah dijelaskan warga malah meminta dua akses jalan alternatif lainnya juga ditutup, sehingga pihak perkebunan menutup ke tiga akses jalan alternatif tersebut," pungkasnya.*