LANGKAT -Plt bupati Langkat, H Syah Afandin SH menegaskan orang utan satwa yang dilindungi dan menjadi ikon wisata Bukit Lawang dan ini telah mendunia. 
 

"Untuk itu kelangsungan hidupnya di habitat wajib dijaga serta dilindungi," sebut Plt Bupati Langkat memberi arahan pada peringatan hari orang utan se-dunia Jumat (19/8/2022) di Bukit Lawang.

Menurut Ondim, Orang Utan tidak untuk diburu dan diperdagangkan. Namun butuh kesadaran bersama untuk saling menjaga kelestarian dan perkembangannya di alam.

Dia menambahkan, terpeliharanya kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang berdampingan dengan wisata Bukit Lawang, menjadi salah satu kontribusi oxigen dan paru-paru dunia.

"Hal itu layak disyukuri dan senantiasa dijaga kelestariannya. Ciptakan budaya nyaman di kawasan wisata sehingga pengunjung merasa betah dan memiliki rasa kerinduan pada kunjungan berikutnya," tegasnya.

Sebelumnya, Kordinator Kegiatan Rock Islan, Alek menjelaskan pasca tragedi banjir bandang Bukit Lawang 2003 kegiatan lembaga terkendala.

Akibatnya pembahasan fokus terhadap pemulihan relokasi fisik, infrastruktur serta sosial kemanusiaan.

Direncanakan tahun depan akan digelar karnaval akbar di wisata Bukit Lawang.

Berkaitan itu, pihaknya memohon dukungan segenap elemen masyarakat dan Pemkab Langkat.

Sementara, perwakilan Kementerian Kehutanan, Panut memaparkan di Sumatra ada dua kategori orang utan yakni orang utan sumatra habitatnya di kawasan TNGL dan orang utan Tapanuli berhabitat di hutan Batang Toru.

"Sedangkan populasi terdata saat ini yakni Leuser Langkat - Karo mencapainya 5500 ekor. Leuser Barat hingga Aceh mencapai 6000. Untuk daerah Sibolangit sekitar dan Pakpak Barat - Dairi populasi mencapai 13.700 ekor," urainya.