MADINA - Infrastruktur jalan di Desa Aek Mata Kecamatan Panyabunga, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) rusak parah. Kondisi itu dikeluhkan warga.


Jalan tersebut merupakan akses perekonomian dan pendidikan warga setempat. Namun selama ini terkesan dibiarkan oleh pemerintah.

Selain jalan, jembatan penghubung sebanyak tiga titik di desa Aek Mata juga dikeluhkan warga. Sebab jembatan yang berlantai kayu tersebut sudah lapuk termakan usia.

Sahuddin Nasution salah satu warga mengaku kecewa. Pasalnya sudah bertahun-tahun jalan di didesanya tidak ada perbaikan.

"Tidak hanya jembatan, jalan rusak ini juga sudah bertahun-tahun belum diperbaiki. Perkiraan sudah berpuluh-puluh tahun dibiarkan seperti ini sejak negeri ini merdeka dan Mandailing Natal menjadi Kabupaten," kata Sahuddin, Jum'at (18/3/2022) di Desa Aek Mata.

Dan, yang ironisnya lagi kata Sahuddin, bagi anak pelajar yang berada di perkampungan terakhir, mereka setiap harinya melewati dengan kondisi jalan tersebut dengan jarak tempuh empat kilo meter dari tempat tinggal mereka ke Sekolah Dasar (SD) yang berada di desa itu.

"Yang sedihnya lagi bagi anak sekolah dasar yang bertempat tinggal di ujung perkampungan. Karena di desa ini tempat tinggal warga pisah-pisah tidak satu tumpukan gitu, dan sepenjang 4 kilo mereka (anak-anak pelajar) setiap harinya melewatinya dengan kondisi jalan yang seperti ini, sama juga bagi guru-guru yang mengajar di sekolah itu yang bertempat tinggal kebanyakan di luar desa Aek Mata," ujarnya.

Sahuddin juga mengatakan bahwa jalan tersebut akses utama masyarakat untuk sampai di kota kecamatan Panyabungan. Mirisnya lagi, jalan di desa itu diperparah apabila saat musim hujan.

"Kondisi jalan memang sudah lama rusak, diperparah dengan terus diguyur hujan sehingga jalan jadinya sangat sulit dilalui. Karena becek, berlobang dan berbatu," katanya.

Senada juga dikatakan Aliambo Nastion seorang warga setempat. Dia menyebutkan kondisi jalan di desanya itu hampir seluruhnya dalam kondisi rusak parah dan sangat sulit dilalui apabila turun hujan.

"Untuk kondisi jalan yang seperti itu memang hampir setiap wilayah di desa kami, mulai dari gapura selamat datang yang dipangkal sana sampai ke pemukiman warga yang di ujung," tuturnya.

Aliambo mengungkap bahwa jalan ke desanya sampai ke perkampungan warga terakhir berjarak sekitar enam setengah kilo meter. Dan, jalan ini satu-satunya untuk mengangkut hasil pertanian warga. Seperti komoditi getah karet, cokelat dan buah pinang.

"Dalam semingu dapat mnghasilkan 6 sampai 8 ton getah karet dari sini terkadang pengepul datang ke desa kami, kalau tidak kami yang antar ke kota,"ungkapnya.

Selain dari sektor pertanian, Desa Aek Mata merupakan salah satu penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Madina dibidang PDAM.

" Sejak tahun 2017 desa ini sudah bisa dikatakan sebagai penyumbang PAD, karena mata air PDAM dari desa ini, dan dari sini lah, air bersih yang menggaliri kerumah warga yang sampai ke Panyabungan," imbuhnya.

Aliambo menambahkan, mereka telah berulangkali menyampaikan keluhan kepada pemerintah daerah. Mulai dari berbicara langsung pada reses anggota DPRD, serta Musrembang di Kecamatan.

Sayangnya, upaya mereka tak mendapatkan tanggapan oleh pemerintah daerah tentang kondisi jalan sepanjang 6 setengah kilometer itu. Mestinya pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Madina yang bertanggungjawab penuh.

"Usulan pengaspalan jalan ini sudah sering kami sampaikan di Musrenbang Kecamatan setiap tahunnya untuk perbaikan jalan ini dan itu lah permintaan kami dari desa, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya, bahkan diwaktu Pak Bupati yang sekarang ini berkunjung ke desa kami disaat Pilkada kemaren juga kami sampaikan, begitu juga reses anggota DPRD tahun kemaren pun kami sampaikan," tuturnya.

Untuk itu, Aliambo berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk segera melakukan perbaikan jalan di wilayah desanya. Mengingat dari pencapaian visi-misi pemerintah dalam peningkatan infratruktur.

Sebelumnya diketahui, Dinas PUPR Madina pernah melakukan pelebaran jalan di Desa Aek Mata sepanjang sekira setengah kilometer pada di tahun 2021 tanpa pengerasan. Namun, dari penuturan warga, mereka merasa belum sepenuhnya pemerintah daerah memperhatikan insfratruktur jalan di desa Aek Mata.