MEDAN - Ombudsman RI Perwakilan Sumut dan KPPU melakukan inpeksi mendadak ke dua gudang distributor. Dua gudang yang didatangi Ombudsman dan KPPU hari ini yakni gudang milik PT AlamJaya Wirasentosa dan PT Aldora Lestari.
Saat tiba di dua gudang tersebut, Ombudsman dan KPPU langsung memantau Ketersediaan Minyak goreng dilokasi, dan juga menanyakan pasokan minyak juga lancarnya distribusi ke toko toko.

Pantauan Gosumut.com, terlihat ada perbedaan yang mencolok di dua gudang tersebut. Pertama, PT Alamjaya Wirasentosa saat ombudsman dan KPPU hadir tidak terlihat minyak goreng merk apapun di dalam gudang.

Saat ombudsman menanyakan kenapa minyak goreng di gudang tidak ada, pihak PT. AlamJaya Wirasentosa mengatakan mereka tidak mendapatkan pasokan minyak sejak dua minggu.

"Sudah sejak dua minggu belum ada masuk minyak dari produsen kemari, kami sudah melakukan PreOrder namun belum juga dikirim," terang perwakilan PT.Alamjaya Wirasentosa kepada Ombudsman dan KPPU.

Kedua, setelah selesai di PT. Alamjaya Wirasentosa Ombudsman dan KPPU bergerak ke gudang PT. Aldoraya Lestari. Di sini, terdapat pasokan minyak yang cukup untuk di distribusikan kepada toko toko.

Elis pihak PT.Aldoraya Lestari menjelaskan, pasokan minyak ke gudang masih aman, bahkan setelah pemerintah menetapkan HET.

"Hari ini di gudang ada sekitar 1.500 karton Minyak yang tersedia. Pasokan minyak ke gudang masih aman, bahkan setelah pemerintah menetapkan HET, stok minyak hari ini mencapai 25 ribu liter, seminggu bisa dua kali minyak masuk ke gudang "jelasnya.

Terpisah, Kepala Ombudsman RI Sumut Abyadi Siregar merespon terkait perbedaan antara dua gudang yang disidak. Abyadi mengatakan, ada kondisi yang berbeda dari hasil sidak hari ini.

"Setelah kita pergi ke dua distributor, saya apresiasi kepada PT. Aldora yang sejak awal ternyata semua lancar, mulai dari pasokan dari produsen lancar dan distributor ke toko juga lancar," ujar Abyadi.

Berbeda dengan PT. AlamJaya. Abyadi mengatakan, sejak dua minggu mereka tidak mendapatkan pasokan minyak.

Abyadi juga berharap pemerintah segera bergerak cepat mengambil langkah untuk segera berdiskusi kepada pelaku usaha agar menangani situasi ini.

"Situasi ini belum selesai, saya khawatir para pelaku produsen menghentikan produksinya ini berbahaya. Saya berharap pemerintah segera berdiskusi kepada pelaku usaha untuk mencari solusi yang tepat menangani situasi ini." jelasnya.