TAPSEL - Tingginya intensitas hujan belakangan ini di Tapanuli Selatan, membuat petani pensadap karet kehilangan penghasilan. Batang pohon karet yang basah akibat hujan ternyata tidak bisa disadap. "Sudah seminggu ini tak mangguris (mensadap karet), hujan terus batang basah" ujar Darwin Harahap (52) seorang petani penyadap karet di Desa Sipangko Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sabtu (18/12). 
 
Selain Darwin Harahap, puluhan pensadap karet lainnya di Desa Sipangko terpaksa mensiasati penghasilan agar dapur rumah tetap mengepul.
 
"Berhematlah kita, untuk penghasilan harian kita kan biasanya mangguris (mensadap karet) saja," lanjut Darwin Harahap.
 
Sebelum musim hujan, Darwin Harahap bisa menyadap karet 3 atau 4 kali semingu. Dengan  penghasilan 200 hingga 250 ribu rupiah sekali sadap.
 
Harga karet saat ini di tingkat petani tradisiona, berkisar 8 hingga 10 ribu rupiah, tergantung kadar air dan kebersihan karet petani.
 
Analisa BMKG, dalam 3 hari ke depan wilayah Taoanuli Selatan masih mengalami musim hujan dengan instensitas hujan sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang dengan durasi yang cukup lama.