MEDAN - Ternyata dendam kesumat menjadi motif MAK alias Kertonawi (20) nekat menghabisi nyawa ayah dan abang kandungnya sendiri. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan penyidik Polsek Medan Barat yang menangani kasus tersebut.

"Tersangka dendam kepada keluarganya terutama kepada abangnya bernama Muhammad Rizki Sarbaini dan ayahnya bernama Sugeng," ujar Wakapolrestabes Medan, AKBP Irsan Sinuhaji dalam siaran persnya di Mapolrestabes Medan, Selasa (31/8/2021).

Dendam tersebut, lanjut Irsan, karena setiap ada persoalan antara tersangka dan abangnya, sang ayah tidak berpihak kepada dirinya.

"Dendam tersebut terjadi karena setiap ada permasalahan antara tersangka dengan Muhammad Rizki Sarbaini, ayahnya selalu menyalahkan tersangka," jelas eks Kapolres Mandailing Natal (Madina) ini.

Puncaknya, sebut Wakapolres, terjadi pada Sabtu (28/8/2021) malam.

"Masih berdasarkan keterangan tersangka, saat itu ia bertengkar dengan sang abang dan dibela oleh ayahnya. Diduga khilaf, tersangka mengambil pisau dari dapur dan menikam ayah dan abangnya hingga meninggal di tempat," sebut Wakapolres.

Kemudian, petugas yang menerima laporan kasus tersebut langsung menuju lokasi dan mengamankan tersangka.

Sedangkan jasad kedua korban, tutur Wakapolres, langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diotopsi.

"Untuk tersangka sendiri, personel kita telah membawanya tes urine. Hasilnya negatif narkoba," tuturnya.

Selain itu, kata Wakapolres, tersangka juga telah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Mahoni.

"Dan sesuai pemeriksaan dokter, masih diperlukan observasi lebih lanjut," pungkas AKBP Irsan seraya menambahkan tersangka dijerat dengan pasal pembunuhan atau penganiayaan yang menyebabkan matinya orang.

Sementara itu, tersangka sendiri tampak menyesali perbuatannya. Ia hanya tertunduk sedangkan nada suaranya terasa berat sehingga apa yang dikatakannya tidak terdengar jelas.

Informasi sebelumnya, peristiwa pembunuhan itu terjadi di Jalan Tengku Amir Hamzah Lingkungan X No. 43B, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat.

Peristiwa tersebut membuat geger warga hingga berbondong-bondong memadai lokasi kejadian tanpa memperdulikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini.