ITALIA - Indonesia sebagai negara berkembang tentunya masih memiliki banyak tantangan terkait isu gender. Beberapa isu terkait gender menjadi topik hangat yang diangkat dan dibahas dalam G20 Conference on Women Empowerement 2021 di Santa Margherita Ligure, Italy, Kamis (26/8/2021) kemarin. Sebagai salah satu peserta G20 mengenai Pemberdayaan Perempuan (G20 Ministerial Conference on Women's Empowerment/MCWE), Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, mengakui bahwa Indonesia sebagai negara berkembang masih memiliki tantangan.

"Konferensi ini banyak sekali pembicara, dari berbagai intitusi dan juga negara hadir, yang diangkat itu adalah isu gender, dan isu yang dibahas juga bervariasi," ungkap Dian dalam Virtual Press Conference “Road to G20 Indonesia Presidency 2022 – Laporan dari G20 Ministerial of Women Conference 2021, Italy”, Jumat (27/8/2021).

Selain isu UMKM, konferensi ini juga mambahas mengenai literasi digital. Menurut Dian, isu ini yang paling menarik bagi XL Axiata.

"Karena literasi digital untuk perempuan memang secara global masih pada tingkat yang belum diharapkan. Jadi saat ini bagaimana kita dapat meningkatkan literasi digital perempuan di dunia," jelasnya.

Isu lain, sambung Dia, yakni mengenai kesetaraan. Dian juga menyampaikan, yang menarik di sini adalah isu perempuan dari sisi ekonomic issue, karena sudah ada penelitian kalau perempuan yang diberikan kesempatan, maka economic value-nya akan menjadi lebih besar.

"Kesetaraan perempuan, seharusnya ini dimengerti oleh semua pihak, bahwa kesetaraan ini harus menjadi usaha bersama," sebutnya.

Tak hanya itu saja, bagi Dian, sangat penting untuk meningkatkan literasi finansial. Sebab, selama ini ada gap untuk pemahaman mengenai finansial. bagaimana mengelola keuangan, memberdayakan keuangan atau aset, dan bagaimana mendapatkan akses untuk mendapatkan permodalan.

"Itu yang dari sekian aspek yang dibahas konferensi kemarin," tandasnya.

Oleh karena itu, sambung Dian kembali, XL Axiata saat ini tengah memokuskan mengenai literasi digital.

"Waktu kami meluncurkan Sisternet beberapa tahun lalu, kami melihat literasi digital perempuan cukup mendapatkan gap. Kami punya gol untuk itu. Sebaiknya literasi digital itu, gap nya sudah dibawah 20 persen seperti negara tetangga kita Malaysia, Singapura, Thailand, itu target kami, sehingga perempuan bisa meningkatkan kualitas hidupnya melalui internet," bebernya.

Selain itu, XL Axiata sendiri juga punya program Sisprenuer, ini adalah tahun kedua program tersebut berjalan. "Kami sudah memiliki banyak success story perempuan, yang tadinya belum memiliki usaha, sekarang mereka sudah memiliki usaha yang mumpuni, sehingga menambah income buat keluarga," urainya.

Setelah mengikuti Konferensi Tingkat Menteri G20 tentang pemberdayaan perempuan di Italia, Dian akan terus berkomitmen untuk ikut serta secara aktif mensukseskan Presidensi G20 2022 terutama dalam hal isu perempuan dan kesetaraan gender, diantaranya dimulai dengan pengembangan STEM (yaitu pembelajaran secara terintegrasi antara pengetahuan, teknologi dan matematika untuk mengembangkan kreativitas agar mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari), sesuai dengan agenda yang telah disepakati bersama dalam konferensi G20 di Italia.

Sementara itu, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Lenny N Rosalin SE, M.Sc, M.Fin, menjelaskan, Indonesia akan terus memperkuat komitmen untuk memastikan pelaksanaan pengarusutamaan gender, perlindungan hak perempuan, pemberdayaan perempuan baik itu di tingkat nasional maupun global.

"Kami akan terus mengawal isu-isu ini, bagaimana mengurangi kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan. Kita juga siap untuk menyusun kebijakan dan program-program yang tentunya untuk menutup kesenjangan gender secara menyeluruh. Hal ini tentunya sejalan dan menjadi bagian dari prioritas Presiden yang tertuang dalam yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020 – 2024 yang secara eksplisit dituangkan dalam Peraturan Presiden," jelasnya.

Partisipasi aktif dan komitmen Indonesia telah diakui oleh berbagai negara di dunia. Oleh karena itu, ini merupakan momentum yang tepat untuk menciptakan peluang, membuka dialog dan berdiplomasi untuk bersama-sama berkolaborasi dengan berbagai negara dalam mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, perlindungan hak perempuan dan sebagainya.

Komitmen dan semangat ini akan diwujudkan nantinya melalui presidency Indonesia pada Ministerial Conference on Women’s Empowerment 2022.

"Kami berharap agar seluruh elemen pemerintah, swasta, lembaga masyarakat, dunia usaha, media dan akademisi untuk dapat memanfaatkan momentum ini agar memberikan perhatian terhadap implementasi upaya-upaya pemberdayaan perempuan, mewujudkan kesetaraan gender dan memenuhi hak-hak perempuan terutama di Indonesia,” sebutnya.

Di sisi lain, Leny N. Rosalin, juga mengapresiasi program program yang telah dilakukan XL Axiata dalam hal kesetaraan gender.

"Tahun ini kita menjamah lebih banyak daerah dan peserta, ternyata dengan kita memberdayakan perempuan dari aspek ekonomi, ini akan menambah multiplier impact," terangnya.

Dari penelitian yang dilakukan Kementerian PPPA, sambung Leny, multiplier impact ini antara lain seorang perempuan dapat menyekolahkan anaknya lebih tinggi, karena pelatihan ini berdampak juga kepada kesehatan anak dan keluarga.

"Artinya, dengan uang yang diperoleh, si ibu bisa memberikan makanan bergizi untuk anaknya, menyekolahkannya dan lain sebagainya," tandasnya.

Leny juga mengakui, di masa yang sulit ini banyak sekali keluarga yang tidak memiliki income yang cukup, sehingga mereka terpaksa mengawinkan anaknya. Dampak negatif perkawinan anak ini juga kompleks.

"Kami apresiasi program XL Axiata yang memberdayakan perempuan. Mudah mudahan XL Axiata semangat dengan literasi digitalnya, ibu ibu semakin pintar dan kita bisa menurunkan gap dan ini bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan perusahaan lainnya," harap Leny.

Sebagaimana diketahui, dalam upaya mengusung kesetaraan gender, selain bekerja sama dengan Kementerian PPPA melalui program Sisternet, XL Axiata juga menyediakan program peningkatan kapasitas pegawai, seperti Axiata Champion dan Xseed Program, di mana pegawai yang terpilih mendapat kesempatan pendampingan karir.

Dengan memiliki 240 pegawai di level pimpinan, 29,6% di antaranya adalah perempuan, XL Axiata hampir menutup kesenjangan sesuai dengan norma nasional sebesar 30%.

Pada konferensi ini, hadir juga Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementrian PPPA, Indra Gunawan, SKM, M.A, Ketua Bidang Ekonomi dan Hubungan Luar Negeri KOWANI, Uli Silalahi, Direktur & Chief Strategic Transformation Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya dan Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan IWAPI, Rinawati Prihatiningsih.

G20 Empower 

G20 Empower merupakan aliansi yang diluncurkan pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Osaka, Jepang pada tahun 2019. G20 Empower sendiri bertujuan untuk membangun dan mendukung jejaring sektor swasta di negara-negara anggota G20 dalam mengidentifikasi tantangan dan mendukung kemajuan kepemimpinan perempuan di sektor swasta.

Keanggotan G20 Empower Indonesia saat ini diwakili oleh focal point yang terdiri dari perwakilan Kemen PPPA, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), dan PT. XL Axiata, Tbk.