JAKARTA - Baru-baru ini telah menjadi perbincangan hangat terkait video viral yang memperlihatkan seorang warga berinisial SS pasien Isolasi Mandiri (Isoman) Covid-19, di Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, diduga dianiaya sejumlah warga dengan menggunakan kayu. Atas kejadian tersebut, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang menegur keras Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Covid-19 Daerah Kabupaten Toba, Poltak Sitorus dan Kasatgas Covid-19 Daerah Kabupaten Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu dan para Kepala Daerah lainnya, karena terkesan kurang empati kepada para pasien Isoman Covid-19 atau terkesan seperti diterlantarkan tanpa pengawasan.

"Banyak pemerintah daerah (Pemda) khususnya di Sumatera Utara (Sumut), seperti tidak ada rasa empatinya kepada pasien yang terkonfirmasi Covid-19 terlebih yang menjalani isoman. Mengapa hal itu sampai terjadi? karena toh anggarannya ada untuk itu diberikan pemerintah," ujarnya kepada wartawan, Minggu (25/7/2021).

Menurutnya, kejadian yang menimpa SS tidak akan pernah terjadi apabila Kasatgas Covid19 Toba beserta jajarannya menjalankan tugas sesuai perintah Presiden dan Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

"Kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi apabila Kasatgas Covid-19 Kabupaten Toba dan perangkatnya menjalankan perintah Presiden dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri), tentang penanganan Covid-19 dan penerapan cara penanganan masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19," tegas Junimart.

Berdasarkan informasi yang beredar, SS diketahui merupakan pasien isoman Covid-19, setelah sebelumnya dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 usai pemeriksaan Swab Antigen di salah satu klinik kesehatan. Selanjutnya, usai pemeriksaan itu, SS terpaksa harus menjalani isoman di sebuah gubuk tanpa penerangan dan listrik, serta tanpa pendampingan dari pihak berwenang yakni satgas Covid-19.

Atas kondisi itu, SS akhirnya meninggalkan tempat isolasi mandiri tersebut dan kembali ke rumahnya di Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen.

Hingga pada Kamis 22 Juli 2021, sekira pukul 17.00, SS yang diduga mengalami depresi atas penyakit yang dideritanya, diduga dengan sengaja meludahi tangannya dan ingin menyentuh warga setempat bermaksud menyebar virus. Melihat aksinya, warga setempat marah dan memukulnya dengan kayu sebagaimana yang terlihat pada rekaman video viral tersebut.

"Aparat penegak hukum harus segera turun menyikapi aksi kelompok ini, terlepas dari benar tidaknya perilaku SS. Supaya tidak menjadi preseden buruk, dan ini jelas-jelas perbuatan kejahatan yang tidak bisa ditolerir," ungkapnya.

Sementara, terhadap Bupati Kabupaten Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu yang juga selaku Kasatgas Covid-19 Dairi. Junimart mengaku menerima laporan dari masyarakat, terkait seorang pegawai tenaga harian lepas (THL) kantor DPRD Kabupaten Dairi, pada Rabu 21 Juli 2021 juga terkesan diperlakukan seperti diterlantarkan.

Pasalnya setelah pegawai THL itu dinyatakan reaktif Covid-19 usai menjalani pemeriksaan Swab Antigen. Tanpa ada pendampingan dan upaya tindak lanjut, si pasien langsung dipersilahkan untuk menjalani isoman.

"Kemarin seorang tenaga THL DPRD Kabupaten Dairi juga sama, usai dinyatakan reaktif Covid-19 tidak ada upaya dari pihak pemerintah atau lembaga tempatnya bekerja untuk menindaklanjuti melalui PCR. Pasien itu hanya disuruh menjalani isoman tanpa mendapat perhatian dari instansi yang berwenang di Dairi," lanjutnya.

Selain itu, lanjut Junimart berdasarkan laporan yang diterimanya. Perlakuan senada juga kerap diterima beberapa masyarakat lainnya yang telah dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Dairi.

"Demikian juga dengan beberapa masyarakat yang isoman lainnya di Dairi, mereka juga diperlakukan demikian" jelas politisi PDI-Perjuangan yang kerap dijuluki si-Banteng dari Dairi itu.

Karenanya, Junimart berharap Pemerintah pusat dianggap perlu membentuk tim khusus yang bertugas mengawasi pelaksanaan perintah Presiden dan Mendagri di setiap Kabupaten/ Kota. Dalam rangka pencegahan, penularan Covid19. Begitu juga halnya terkait pengawasan penggunaan anggaran penanganan Pandemi Covid-19 ini.