SERGAI - Sejumlah petani yang bercocok tanam padi (gabah) di beberapa desa dan kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, mengeluh. Pasalnya, harga padi anjlok disamping harga pupuk yang mahal dan sulit diperoleh saat musim tanam.

 

"Saat ini kendala petani dari mulai dari awal mulai soal pupuk kita susah mencari, harga tidak sesuai dan cukup mahal, setelah terjadi panen hasilnya menurun akibat susah pupuk dan hargapun tidak memungkinkan biasa hasil padi mendapatkan 280 -300 kilogram perante, saat ini hanya mendapatkkan 230 perkilogram perante," ucap petani Yusmadi warga Perbaungan Dusun I Desa Lubuk Rotan saat disambangi GoSumut di perwasahanya, Jumat(2/7/2021).

Jadi, sambung Yusmadi kekurangan hasil perkilogram perante mencapai 40- 50 kilogram. Ditambah lagi harga gabah, biasanya saat musim panen harga gabah minimal harga Rp 4700 sampai Rp 4800 kg, kini hanya Rp 4300 kg.

Menurutnya, harga padi saat ini tidak sesuai dengan biaya perawatan atau biaya produksi. Jadi hasilnya tidak sesuai, jika dibandingkan dengan petani yang menyewa itu sudah minus hasilnya. Sementara untuk sawah sendiri itupun sangat tipis pendapatannya.

"Saat ini para petani di sini sangat mengeluh dari mulai awal soal pupuk, racun sudah tidak sesuai, dicari di kios susah dan harganya tidak jelas. Intinya tidak cocok lagi," keluh Yusmadi saat memanen padi seluas 15 Rante.

Untuk itu, Yusmadi berharap kepada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai agar permasalahan ini cepat dibenahi terkait masalah pupuk agar jangan sampai langkah dan harga disesuaikan, jadi setiap musim panen tidak banyak petani merasa mengeluh. "Kalau ini petani banyak mengeluh terus, jadi kapan mau suburnya para petani ini," ungkap Yusmandi.

Hal serupa dikatakan Suradi, warga Kecamatan Teluk Mengkudu juga merasa mengeluh dengan harga padi saat ini yang menurun draktis.

"Harga padi saat ini menurun draktis, yang biasanya harga padi mencapai harga Rp4700- Rp4800 perkilogram, kini harga padi tinggal harga Rp4300 perkilogram. Kasihan para petani saat ini," ucap Suradi kepada GoSumut.

Ia menambahkan, sebelumnya mendapat informasi dari warga Perbaungan yang sedang panen raya harga padi masih harga Rp4200 perkilogram. "Ini naik lagi Rp4300 perkilogram. Entah kapan naik, udah harga pupuk mahal. Kuncinya tidak sesuai modal awal," ungkapnya.

Plt Kepala Dinas Pertanian Serdang Bedagai, Dedi Iskandar SP mengatakan masalah pupuk menjadi persoalan petani untuk dapat pupuk subsidi harus sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) domisili.

Tapi terkait soal pupuk itu, tidak ada langkah pupuk itu karena kios tidak ada ambil. "Kenapa, nanti saat penembusan untuk menarikan uang itu tidak sesuai data atau tidak terdaftar RDKK. Kalau itu terjadi maka kios tersebut tidak bisa dibayar atau subsidi itu tidak dibayar pemerintah, makanya RDKK harus sesuai KK dan NIKnya"ucap Dedi.

Untuk itu, mulai hari ini sampai Oktober mendatang akan diperbaiki. "Maka itu saya minta kepada para kios hingga para petani harus kompratif. Jadi RDKK itu sudah jadi maka dilampirkan KK dan nomor NIKnya," ungkapnya.

Namun saat disinggung soal penurunan harga padi, menurut Dedi sebenarnya itu tergantung kualitas padinya.

"Itu sebenarnya tergantung kualitas padinya," ucapnya.