LANGKAT - Meski nilai jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit pernah mencapai Rp 1.900/Kg beberapa waktu lalu, namun harga komoditi ini kini menurun hingga Rp 1660/ Kg.


Menurunnya harga jual TBS ini membingungkan para petani. Mereka belum mengetahui pasti penyebabnya.

Salah seorang petani, Ngatur Ginting (51) warga Desa Lau Damak, Kecamatan Bahorok, mengaku produksi panen berangsur stabil.

"Produksi panen mulai meningkat, namun harga menurun," urainya lesu.
Pasrah dengan harga. Namun, dia meminta, agar pemerintah turut mengawasi perkembangan harga sehingga berpihak kepada petani.

Sementara itu, salah seorang agen TBS di Kelurahan Pekan Bahorok, Ngaruhta Kaban ditemui, Rabu (30/6/2021) membenarkan harga beli di lapangan.

"Pernah menurun hingga Rp 1620/Kg, namun kini berangsur mengalami kenaikan sedikit. Hal ini berdasarkan ketetapan dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sehingga butuh penyesuaian, seperti operasional dan jasa pekerja termasuk cost transportasi," bebernya.

Berbeda dengan penuturan Natangsa. Warga desa Lau Damak, yang juga salah seorang pemanen, menjelaskan penghasilan yang diperolehnya berdasarkan bobot timbangan, bukan berdasarkan nilai jual.

"Namun dimasa produksi menurun/trak, maka bobot timbangan TBS juga berkurang. Hanya saja dikala harga jual stabil/normal, kita kerap menerima dana tambahan dari majikan untuk puding," ujar Natang.

Di tempat lain, berdasarkan pengakuan beberapa petani, harga TBS pada 5 Juni 2021 lalu masih Rp 1.870/Kg. Namun tak lama setelah itu, mengalami penurunan.

Mereka juga penasaran dengan kondisi tersebut, sebab hampir setiap hari harga terus berubah.