DELI SERDANG - Peserta Kongers Luar Biasa (KLB) ilegal Partai Demokrat dikabarkan sudah mendarat di Bandar Udara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Kedatangan peserta KLB dengan menumpangi maskapai Citilink bernomor
QG 920 dan mendarat sekira pukul 22.40.

Belum diketahui secara pasti siapa saja peserta KLB yang tiba di Bandara Kualanamu tersebut. Hanya saja, Jhoni Allen Marbun tertangkap kamera mengenakan kemeja berwarna biru memakai topi saat berada di area kedatangan domestik Bandara Kualanamu.

Senior Manager of Operation & Service Bandar Udara International Kualanamu, Agoes Soepriyanto dikonfirmasi Gosumut.com seputar kedatangan peserta KLB mengaku belum mengetahui hal itu.

"Kedatangan terakhir domestik jam 22.40 maskapai Citilink. Tapi, siapa saja penumpangnya tidak tahu," tulis Agoes melalui pesan Aplikasi WhatsAppnya, Kamis (4/3/2021) malam.

Untuk diketahui, acara KLB Ilegal ini dikabarkan berlangsung mulai Jumat (5/3/2021) hingga Minggu (7/3/2021), di salah satu hotel kawasan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang.


Dikutip dari fajar.co.id, Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief menyebut upaya kudeta kepemimpinan Demokrat yang digawangi Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan sebagian kader Demokrat bukan isapan jempol belaka.

Bahkan, Andi Arief membeberkan Moeldoko akan menggunakan cara gila-gilaan yang penting Kongres Luar Biasa (KLB) terlaksana meski tanpa izin Majelis Tinggi dan mengikutsertakan peserta ilegal.

Lancaran ‘serangan’ ini ia sampaikan melalui cuitannya di Twitter @Andiarief_, Kamis (4/2/2021).

“Ini bukan desas desus Pak Muldoko dan sebagian kader akan melakukan kudeta. Temuan tim kami terjadi di Hotel The Hill di Sibolangit Kab Deli Serdang,” ungkap Andi Arief.

“Setelah tim kami sampai di Lokasi, Meminta Informasi Ke Reception menanyakan Kegiatan Demokrat akan Tetapi Receptionist menjawab Kegiatan Demokrat tidak ada akan tetapi yang Ada Kegiatan GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia) yang dilaksanakan Selama 3 hari Kamis, Jumat & Sabtu,” jelasnya lebih lanjut.

Setelah dicek terkait tamu-tamu yang bakal hadir dari luar kota, Andi Arief menemukan sejumlah nama seperti Jhoni Allen, M Nazarudin, Marzuki Alie, Moeldoko, Darmizal, Ahmad Yahya, Max.Sopochua, dll. Potret daftar tamu yang bakal hadir pun dipampang Andi Arief di laman Twitternya.

“Nama-nama tersebut di atas Jhoni Allen Marbun Belum Chek in. Rencana mereka akan check In hari Jumat. Info Reception. Pada jam 24.00 wib ditemukan di lapangan ajudan Jhony Allen Yaitu Roy Simanjuntak dan Ketua GAMKI Sumut Landen Marbun lagi meninjau Hall kegiatan acara,” bebernya lagi.

Andi Arief juga menyatakan, di lokasi kegiatan tersebut belum ditemukan atribut Partai Demokrat. Dari daftar list tamu juga tidak ada ada ditemukan para Ketua DPC Se-Sumatera Utara. Kalau ada nama-nama bukan mantan pengurus yang sudah tidak menjabat lagi di DPD dan DPC beberapa provinsi dan kabupaten.

“Seperti yang pernah kami sampaikan, Pak Moeldoko akan menggunakan cara gila-gilaan yang penting ada KLB tanpa izin majelis tinggi dan mengikutsertakan peserta ilegal,” tegasnya.

Cara gila yang dimaksud Andi Arief adalah, untuk mengkudeta Demokrat nama GAMKI pun digunakan dan dimanipulasi.

Meski begitu, ia memastikan DPD dan DPC Demokrat se Indonesia semua solid dan menentang keras KLB inkonstitusional tersebut.

“Bayangkan untuk mengkudeta demokrat menggunakan dan memanipulasi nama GAMKI pun dilakukan. Seperti diketahui DPD dan DPC Demokrat resmi semua solid tidak mengikuti KLB nekad ini,” tutupnya.

Seperti diketahui, seruan untuk menggelar KLB semakin santer. Padahal, belum genap satu tahun kepemimpinan AHY. Bahkan, dikabarkan KLB akan dihelat pertengahan Maret.

Ketua Umum Barisan Massa Demokrat (BMD), Supandi R Sugondo menyebut ada beberapa kegagalan AHY dalam memimpin partai berlambang mercy tersebut. Hal ini lah yang menjadi dasar barisan massa untuk meminta AHY turun dari jabatannya.

Sejumlah kegagalan yang dimaksud seperti kalahnya AHY dalam Pilkada DKI 2017 lalu. AHY yang diusung sebagai calon gubernur kalah dalam putaran pertama. Kemudian, AHY justru diangkat menjadi komandan tugas utama atau Kogasma Partai Demokrat.

Padahal, tugas yang diemban AHY bisa dibilang cukup berat dan memerlukan pengalaman dalam menjalankan fungsinya. Yakni untuk memenangkan kontestasi pesta demokrasi lima tahunan.