MEDAN - Pascabanjir di Medan menyisakan lumpur tebal, khususnya di wilayah Tanjung Selamat. Sampai saat ini lumpur bekas banjir masih terlihat di jalan dan rumah warga.
Pantauan detikcom, Jumat (11/12/2020), sebagian rumah warga terlihat rusak parah. Dinding-dinding beton rumah tersebut pun ada yang runtuh. Masih banyak juga lumpur-lumpur di dalam rumah.

Sementara itu, jalanan kawasan setempat tampak becek dan berlumpur. Para petugas masih terlihat melakukan pembersihan, mulai dari rumah, jalan, hingga berbagai tempat fasilitas warga setempat.

Kepala Desa Tanjung Selamat Nuraidi mengatakan sejauh ini petugas gabungan bersama para relawan masih membantu membersihkan lokasi. Warga yang terdampak banjir pun belum diketahui kapan bakal kembali ke rumahnya.

"Kita kalau di pemerintah itu, menurut informasi yang saya dengar itu pertama 7 hari, kalau kondisinya tidak memungkinkan ditambah 14 hari. Ini kan sudah 8 hari, itu kan petugas tetap membantu membersihkan lokasi. Tapi karena lumpur kelewat tinggi, mungkin agak kesulitan dan telah dibantu alat oleh pemerintah juga," ujar Nuraidi.

"Kita pun tidak tahu sampai kapan mereka dibalikkan," tambah Nuraidi.

Dia menyebutkan saat ini para pengungsi berada di dua tempat. Pertama di SD sebanyak 53 KK serta 198 jiwa dan di Arhanud sebanyak 26 KK serta 78 jiwa. Kemudian juga ada yang telah dijemput keluarganya.

"Kondsinya tetap terjaga, karena ada posko kesehatan juga," sebut Nuraidi.

Sebelumnya, banjir terjadi di Tanjung Selamat, Medan pada Jumat (4/12) lalu. Ada enam orang yang tewas akibat peristiwa ini dan ratusan warga terpaksa mengungsi, termasuk anak-anak.

Banjir juga sempat merendam kawasan Gang Merdeka, Medan Maimun, wilayah Medan Helvetia dan jalan lintas Medan-Binjai. Kemacetan panjang terjadi dari arah Medan menuju Binjai dan sebaliknya.

Selain banjir, tanah longsor juga terjadi di ruas jalan Medan menuju Berastagi, tepatnya di Sibolangit, Deli Serdang. Ada 20 titik longsor yang menyebabkan jalan tak bisa dilalui kendaraan untuk sementara.