MEDAN - Meski Pandemi Coronavirus Diseas 2019 (Covid-19) belum usai, segenap komponen masyarakat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tetap dituntut untuk selalu siaga dan produktif dalam beraktivitas ekonomi termasuk di bidang ekspor. Hal ini diperlukan agar keterpurukan ekonomi tidak terjatuh ke jurang yang lebih dalam.

Hal tersebut menjadi fokus perhatian Penulis mencermati kondisi ekonomi Sumut di tengah Pandemi Covid-19.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara pada bulan Agustus 2020 mengalami penurunan dibanding bulan Juli 2020, yaitu dari US$715,98 juta menjadi US$683,15 juta atau turun sebesar 4,59 persen. Bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2019, ekspor Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 1,40 persen

Masih menurut catatan BPS yang Penulis kutip dari laman Website sumut.bps.go.id, golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar Sumatera Utara pada Agustus 2020 terhadap Juli 2020 adalah golongan karet dan barang dari karet sebesar US$9,55 juta (10,46%).

Sementara ekspor ke Tiongkok pada Agustus 2020 merupakan yang terbesar yakni US$116,69 juta diikuti Amerika Serikat sebesar US$89,44 juta dan India sebesar US$55,45 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 38,29 persen.

Adapun kelompok negara utama tujuan ekspor pada Agustus 2020 tersebut, menurut BPS Sumut, adalah tujuan kawasan Asia (di luar ASEAN) dan merupakan yang terbesar dengan nilai US$231,84 (33,94%)

Melihat kondisi tersebut sudah selayaknyalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama segenap komponen masyarakat kembali menggencarkan atau menggenjot aktivitas ekspor sebagaimana yang dimotori oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut Khairul Mahalli melalui program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Naik Kelas.

Baru-baru ini, Kadin Sumut secara khusus mengajak pelaku UMKM Sumut mendaftar via What's App (WA) untuk mendaftarkan produknya kepada petugas maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Sriwijaya Airlines dan Nam Air untuk dipasarkan.

Bunyi WA ajakannya sebagai berikut: Bapak/Ibu pelaku usaha UMKM binaan Kadin Sumut dan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia, yang punya produk untuk dapat dipasarkan di pesawat Garuda Indonesia, Sriwijaya Airlines dan NAM Air dapat memberikan data produk lengkap kepada Pak Kabir 0815-3064-640 dan Pak Tonny 0852-6105-9619.

Begitu juga dengan yang dilakukan FTA Centre Medan yang berposko di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut. FTA Centre Medan senantiasa aktif menginformasikan peluang dan potensi ekspor ke berbagai negara bekerjasama dengan Konsul dan Kedutaan Besar Indonesia di Luar Negeri.

Ajakan tersebut langsung direspon UMKM yang bertebaran di Group WA diantaranya oleh Group WA Peduli Kesehatan dan Wisata atau Go Eco Health Tourism (GEHT) yang diketuai Dr. Tengku Yohanita Sp.THT-KL maupun oleh Group WA Usaha Tani Mandiri yang dikomando Edi Syofian Sinaga dari Kabupaten Karo.

Langkah atau terobosan yang dilakukan Kadin Sumut dan GPEI tersebut juga berpengaruh kuat pada ketersediaan lapangan kerja bagi angkatan kerja di daerah ini. Apalagi menurut data BPS Sumut, penduduk bekerja di Sumatera Utara pada Februari 2020 sebanyak 6,95 juta orang atau berkurang 87 ribu orang dari Februari 2019.

Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Februari 2020 tersebut, penduduk paling banyak bekerja pada sektor pertanian (38,48 persen) disusul sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (16,66 persen) dan sektor industri pengolahan (8,26 persen).

Kemudian sebagian besar dari penduduk bekerja yakni 58,63 persen (4,07 juta orang) bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir, dari Februari 2019 pekerja informal turun hingga 1,62 poin.

Persentase pekerja tidak penuh pada Februari 2020 sebesar 32,68 persen terdiri dari pekerja paruh waktu 25,31 persen dan setengah pengangguran sebesar 7,37 persen. Sedangkan pekerja penuh atau yang bekerja dengan jam kerja minimal 35 jam per minggu ada sebanyak 67,32 persen.

Semoga langkah-langkah kecil atau terobosan yang dilakukan Kadin Sumut dan GPEI dapat terus digencarkan berbagai pihak terutama oleh jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang dipimpin Gubsu H. Edy Rahmayadi dan Wagubsu H. Musa Rajekshah. Sehingga kekuatiran resesi ekonomi sebagai bias Pandemi Covid-19 dapat diatasi secara bersama-sama dan bergotong-royong sebagai kearifan lokal dan budaya masyarakat Indonesia. Semoga....***