LHOKSEUMAWE-Tradisi hari meugang puasa di Aceh biasanya dilakukan penuh haru biru, betapa tidak setiap menyambut bulan suci ramadhan pedagang daging sapi maupun kerbau akan menyesaki pusat-pusat pasar tradisional untuk melayani ribuan warga masyarakat.

Di Lhokseumawe misalnya, pusat pasar Inpres, dua hari sebelum bulan suci ramadhan tiba, warga masyarakat sudah mulai sesaki pasar tersebut untuk belanja keperluan dapur dan pastinya tidak ketinggalan belanja daging sapi maupun daging kerbau.

Kondisi seperti itu dipastikan, terutama pedagang daging sapi akan panen, soalnya tidak mengenal strata maupun status warga masyarakat, rata-rata mereka belanja daging sapi maupun kerbau, kendati harga daging melambung tinggi,warga tetap saja membelinya.

Bahkan pasar Inpres Lhokseumawe tampak bagaikan pasar malam karena mulai ba’da subuh warga mulai berjubel-jubel membeli daging bahkan jumlahnya semakin membludak ketika jam mulai menunjukan pukul 08.00 WIB.

Namun situasi darurat covid-19 sekarang, kemungkinan tradisi itu akan tergerus dan perlahan warga tidak akan berani mengambil resiko, pasalnya warga mulai menghindarkan ditempat-tempat kerumunan masyarakat dengan jumlah besar.

Walikota Lhokseumawe Suaidi Yahya yang juga ketua gugus tugas covid – 19 Lhokseumawe, sudah mulai memberikan aba-aba, bahwa jika covid – 19 tidak mereda hingga menjelang hari meugang puasa,maka bagi pedagang diminta tidak diizinkan berjualan di pusat pasat Inpres Lhokseumawe.

“Jika situasi covid – 19 belum reda, saya minta pedagang sapi maupun kerbau tidak berjualan di pusat pasar Lhokseumawe, silakan menyembelih dan berjualan dikampungnya masing-masing, “ katanya.

Lhokseumawe, lanjutnya harus steril dari wabah covid – 19, oleh karena itu Pemerintah Kota Lhokseumawe terus berusaha agar wabah virus corona itu segera berakhir, caranya agar warga masyarakat terus melakukan kesadaran sendiri dan mengikuti seluruh himbauan pemerintah, dan patuhi protokol kesehatan,” ungkapnya.