JAKARTA - Ketua DPD RI, Oesman Sapta apresiasi komitmen gerakan pemuda untuk bersatu dan menjaga NKRI. Hal ini disampaikannya saat menerima audiensi Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (GERCIN) di Ruang Delegasi Ketua DPD RI, Nusantara III, Komplek Parlemen Senayan, Senin (26/8/2019). Oesman Sapta mengatakan komitmen untuk menjaga keutuhan NKRI bukan sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan, karena setiap orang memiliki pemikiran dan perasaan yang berbeda-beda dalam menyikapi persoalan bangsa. Namun, Ia mengaku bangga dengan pemuda yang dapat secara tegas menyampaikan komitmennya untuk berjuang menjaga keutuhan NKRI.

“Komitmen menjaga keutuhan bangsa tidak gampang dilaksanakan, karena kita berbeda pikiran dan rasa. Saya bangga dalam kondisi saat ini, masih ada anak bangsa yang berani memberi pernyataan tegas bahwa saya adalah anak bangsa. Ini adalah kebangkitan NKRI. Disinilah komitmen anda semua adalah komitmen yg sejati,” ujar senator asal Kalimantan Barat ini.

Lebih lanjut, Oesman Sapta berharap komitmen yang sama juga dapat menggugah generasi muda lainnya untuk mau bersatu padu menjaga keutuhan bangsa, mengingat saat ini banyak juga generasi muda yang ingin merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Saudara NKRI, saudara Pancasila, begitu juga dengan saya. Saya berharap generasi muda lainnya diluar sana, dapat tergugah dan bersama-sama membangun bangsa dan menjaga keutuhan NKRI,” tambahnya.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (DPN GERCIN) Hendrik Yance Udam mengatakan Pancasila sebagai idiologi sudah final sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.

“Kehadiran GERCIN merupakan upaya untuk memperkuat posisi politik NKRI bahwa Pancasila telah final sebagai ideologi bangsa. Proses perjuangan bukan hanya tugas pemerintah tapi juga semua elemen masyarakat,” ujar Hendrik Yance.

Terkait peristiwa yang dialami masyarakat Papua di Surabaya, Hendrik menyatakan, kondisi Indonesia akan sangat rumit, karena akan dihadapkan dengan berbagai kepentingan. Papua memang sedang berkonflik, tapi saya tampil dari Papua sebagai anak bangsa menyatakabn bahwa sudah final adalah Papua bagian dari negara ini.

“Situasi Papua dalam keadaan kondusif, peristiwa Papua adalah oknun tapi intinya saya Papua, saya hitam dan saya Indonesia. Saya berharap oknum tersebut diproses secara hukum, supaya terobati luka masyarakat Papua,” jelasnya.***