PALAS-Tumbangnya pentas acara  Toba Caldera World Music Festival (TCWMF) 2019 di Bukit Singgolom Desa Lintong Ni Huta Kecamatan Tampahan Kabupaten Toba Samosir yang dibawa angin menimbulkan banyak komentar dari kalangan masyarakat.

Berbagai komentar dari pengunjung yang berhasil di himpun Gosumut di lokasi mengatakan, bahwa besi pentas itu sebenarnya tidak layak di gunakan di lokasi kegiatan ini.

"Alasan tidak layaknya karena besi besi perangkat pentas tipis dan dan ditengarai tidak kuat menahan kuatnya tiupan angin. Karena sekitaran lokasi adalah areal bebas hambatan dari tiupan angin dari setiap arah penjuru angin," tegas Hengki (42) salah seorang Dosen Muda di Universitas Negeri Padang (UNP) yang juga sebagai tamu undangan bersama 15 orang rombongannya yang menginap di Hotel Sumatera Balige.

Dibalik itu ada juga komentar berbau mistis.Salah seorang warga desa setempat kepada Gosumut M.Siahaan (62) yang rumahnya tidak berapa jauh dari lokasi acara mengatakan, tumbangnya pentas di tengarai karena penghuni seputaran lokasi khususnya Danau Toba yang berjarak 100 meter dari lokasi marah.

"Karena sebelum pelaksanaan acara tidak ada dilakukan acara ritual adat permohonan ijin dan meminta restu kepada arwah leluhur yang di yakini warga desa setempat bermukim di sekitaran Danau Toba Tara Bunga dan Pantai Danau Toba Meat Pakkodian,"ungkapnya.

"Apa salahnya mereka melakukan acara ritual sederhana saja, bukan berarti kita menyembah mereka, kita selaku suku Batak hanya mohon ijin dan restu karena kita meyakini bahwa arwah mereka para leluhur dahulu tetap ada dan bermukim di sekitaran lokasi ini," jelasnya dengan nada kecewa.*