MEDAN - Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) pusat Nurul Falah Eddy Pariang Apt menegaskan jajarannya termasuk daerah akan terus mengembangkan tenaga apoteker. Sebab, ini merupakan tanggung jawab apoteker menjamin obat-obatan agar pasien safety. "Sehingga mutlak sinergi IAI dengan pemerintah, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui praktik kefarmasian," tegasnya usai melantik kepengurusan IAI Sumut, Sabtu (12/1/2019) di Le Poloina Hotel.

Selain itu, ia juga mengatakan, menyiapkan RUU Kefarmasian, diharapkan sediaan farmasi diatur baik, juga praktek kefarmasian dan pengawasan obat dan makanan diatur dengan baik.

"Sehingga ini perlindungan kepada tenaga apoteker ketika melakukan praktek dan masyarakat secara umum agar tidak terpapar obat yang berbahaya," ucapnya.

Sementara Ketua PD IAI Sumut Agustama berharap rumah sakit kelas B agar mengacu kepada Permenkes dengan menyediakan 8 apoteker.

"Puskesmas yang selama ini mungkin di kota besar memiliki apoteker. Tapi, dengan tambahan ASN 2019 bisa didistribusikan ke daerah terpencil sehingga apoteker memenuhi 9 tenaga kesehatan," katanya.

Dengan materi Enterpreneur yang disampaikan pada seminar, Agustama berharap bisa menjadi pencerahan apoteker menjadi enterpreneur sejati dibidang kefarmasian.

Pelantikan PD IAI Sumut periode 2018-2020 tersebut juga dilengkapi bidang bidang.

Sementara itu, Gubsu Edy Rahmayadi diwakili staf ahli bidang pendidikan dan kesehatan Asren Nasution berharap, IAI Sumut diharapkan membangun komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Sumut. Hal itu, guna mewujudkan Sumut bermartabat di bidang kesehatan.

"Dengan pelantikan ink semoga beri warna baru 5 tahun kedepan. Sumut bermartabat tak bisa terwujid tanpa kesehatan masyarakat yang meningkat. Maka posisi Apoteker menempati posisi strategis, tidak sekedar organisasi profesi," ujar Asren.

Disampaikannya, dalam proses pembangunan kesehatan di Sumut, pada dasarnya mencapai paradigma sehat dengan mengutamakan usaha preventif disamping lainnya. Namun masih adanya perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang dan akses pelayanan yang kurang memadai. Berdasarkan kondisi tersebut posisi Apoteker di Sumut merupakan suatu keniscayaan.

"Tiap tahun 200 apoteker dihasilkan perguruan tinggi. Agar terdistribusi dengan baik perlu dimotivasi agar ditempatkan di wilayah terpencil. Ini tantangan profesi Apoteker yang akhirnya mewujudkan Sumut bermartabat," sebut Asren.

Maka, lanjutnya, Apoteker tidak hanya sekedar organisasi tapi mitra pemerintah. Dibutuhkan kerjasama semua pihak.

"Kami harap bangun komunikasi dengan Pemprovsu. Semoga pelantikan dan seminar diharapkan hasilnya untuk peningkatan kesehatan masyarakat Sumut," harap Asren.