MEDAN-Propinsi Sumatera Utara (Sumut) mengalami inflasi hingga 0,14 mtm (month to month) pada bulan Desember 2018 dan tekanan inflasi Sumut pada tahun 2018 hanya mencapai 1,23 persen. Dengan demikian inflasi Propinsi Sumut menjadi yang terendah atau terbaik di 34 propinsi di Indonesia.

Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Provinsi Sumut (Setdaprovsu) Ilyas Sitorus didampingi Kepala Biro Bina Perekonomian Setdaprovsu Ernita Bangun mengemukakan hal itu kepada wartawan di Kantor Gubsu di Medan, Sabtu (5/1/2019) setelah sehari sebelumnya melaporkan perolehan prestasi ini kepada Gubernur Sumut (Gubsu) H Edy Rahmayadi.

Bapak Gubernur menyampaikan apresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkerja sungguh-sungguh dan memberikan kontribusi langsung maupun tidak langsung atas terkendalinya inflasi di Sumut ini," ujar Ernita Bangun.

Ernita juga mengakui, banyak parameter dan peranserta yang melibatkan seluruh unsur perekonomian termasuk masyarakat secara umum atas pengendalian inflasi ini.

Sementara itu, menurut Ilyas, perolehan angka inflasi ini juga sudah dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat maupun BPS Propinsi Sumut dalam jurnal resmi instansi statistic resmi ini pada tanggal Januari 2019.

Dalam neraca itu secara rinci digambarkan tingkat inflasi seluruh propinsi di Indonesia secara nasional dan pada Bulan Desember 2018 Propinsi Sumut mengalami inflasi hingga 0,14 mtm.

Inflasi hingga 0,14 (mtm) dan tekanan inflasi Sumut pada tahun 2018 yang hanya 1,23 persen ini jauh lebih rendah dari inflasi nasional yang berada pada angka 3,13 persen. Angka 1,23 persen ini juga merupakan terendah di 34 propinsi," ujarnya.

Lebih lanjut disampaikannya, capaian ini merupakan inflasi bulanan pada bulan Desember 2018 yang terendah atau terbaik dalam 8 tahun terakhir.

Rendahnya tekanan inflasi ini terutama didorong oleh masih melimpahnya pasokan bahan pangan khususnya bumbu-bumbuan seiring dengan masuknya musim panen di beberapa sentra komoditas.

Inflasi Sumatera Utara selama tahun 2018 kata dia, dapat terkendali dengan baik dan ketersediaan serta keterjangkauan harga barang dan jasa selama tahun 2018 juga dapat terjaga dengan baik dan terkendali.

"Kondisi ini sangat positif dan mendukung pergerakan perekonomian Sumut antara lain membuat harga-harga kebutuhan pokok dan bahan strategis lainnya relatif stabil selama tahun 2018 dan diharapkan dapat dipertahankan dan lebih baik pada tahun 2019 ini," tandasnya.

Dijelaskan juga terkendalinya dengan baik ketersediaan serta keterjangkauan harga barang dan jasa, sehingga harga-harga kebutuhan pokok dan bahan strategis lainnya relatif stabil selama 2018. Hal ini juga didukung oleh kerja keras Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Propinsi Sumut yang diketuai oleh Gubernur Sumut dan TPID kabupaten kota se propinsi ini serta Satgas Pangan Propinsi Sumut.

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang dan beberapa parameter lainnya.

Apabila inflasi itu terkendali  justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.***