JAKARTA - Nilai tukar rupiah bergerak melemah jelang akhir pekan. Jumat (21/12) pukul 10.46 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah tipis 0,06% ke level Rp 14.482 per dollar Amerika Serikat (AS).

Kemarin, rupiah di pasar spot berada di Rp 14.473 per dollar AS. Rupiah melemah dalam dua hari ini setelah menguat di hari Rabu ke level Rp 14.439 per dollar AS.

Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) hari ini justru menguat ke Rp 14.480 per dollar AS dari posisi kemarin pada Rp 14.499 per dollar AS.

Mata uang Asia pagi ini bergerak mixed dengan penguatan pada mata uang won, peso, dollar Taiwan, dollar Singapura, dan dollar Hong Kong. Rupiah melemah bersama mata uang rupee, yuan, baht, ringgint, dan yen.

Sementara indeks dollar hari ini rebound tipis ke 96,44 setelah merosot pascakenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate. Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.397-Rp 14.550 per dollar AS hari ini.

Ibrahim menilai, rupiah masih dipengaruhi oleh tiga isu global. Pertama, kenaikan suku bunga FFR menjadi 2,25%-2,5%. Testimoni yang cukup positif dinilai ketoka The Federal Reserve mengumumkan suku bunga AS hanya terjadi dua kali pada 2019.

Kedua, terkait paket kebijakan aggaran belanja Italia yang sudah disetujui Uni Eropa. Ketiga, Indeks dollar AS yang sedang melemah terhadap euro. Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan membuat pelemahan rupiah terbatas. “Keputusan BI itu biasanya akan berdampak dua sampai empat hari,” kata Ibrahim.

Menurut Ibrahim tren rupiah tahun depan kemungkinan melemah. Ia memprediksi rupiah akan bergerak di Rp 14.000-Rp 14.800 per dollar AS tahun depan. Dia melihat, perang dagang AS dan China masih akan berkecamuk di 2019 dan berdampak terhadap negara berkembang.*