MEDAN-Gerakan Wanita Sejahtera(GWS),Sumatera Utara,Priode 2018-2023 resmi dilantik oleh Ketua Umum DPP GWS Dr.Ir.Giwo Rubianto Wiyogo MPd, Sabtu(10/11/ di dPalazz Jln DI Panjaitan Medan.

Hadirpula, Ketua 1 DPP GWS,Hj Ida Hidayati Salam,Sekjen Ir.Wincky Lestari Swasono dan Humas, Eriyana Simajuntak. Sekretaris Badan Kerjasama Organisasi Wanita Sumatera Utara, Hj Risnawati Siregar,Ketua Lembaga Perempuan Peduli Lansia, Hj Halimah Hutagalung, Presiden Pujakesuma H.Suratman, Ketua DPW Muslimat Nadhatul Ulama,Hj Rohani MAP dan undangan lainnya.   Adapun susunan pengurus GWS Sumut, Ketua, Prof Sri Sulistyawati SH. Msi.PhD, Wakil,Hj Lelawaty SY,Sekretaris,Dahlia Lubis,PhD,Wakil,Anum Saskia,PSAg.Bendahara, Hj Rosna Siregar,Wakil Hj Emmy Mariati Nasution. Departemen Koperasi, Dra Hj, Nashrillah MG, MA dan Elisma Irsa SE, Departemen Sosial Ekonomi dan Pengembangan Usaha,Dr Susy Deliana Mhum dan Lies Utami Efni Safitri SE,MM, Departemen Pendidikan Iptek Seni dan Budaya, Nelviati Purba PhD dan Dra Hj Zuhriaty serta Departemen Humas, Hj Siswanti SE dan Hj Rosmaniar.

Dalam pidatonya, Ketua DPP GWS,Dr.Giwo Rubianto Wiyogo menyebutkan,pengurus GWS Sumut sangat perlu mengadopsi semangat para pahlawan,yang berjuang memerdekakan bangsa dari para penjajah. Tapi di era kini, semangat para pahlawan bangsa kita, bisa diadopsi untuk mensejahterakan perempuan,dengan berbagai program kegiatan dan pelatihan yang bermuara pada peningkatan ekonomi keluarga. Maka,kata dia, perempuan harus berani keluar dari zona nyaman (out of the box), dengan menjadi agen perubahan. Sehingga dapat berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan generasi bangsa.

“Sebagai perempuan aktif yang berorganissasi jangan mudah melihat,meniru yang sudah sukses diikuti. Namun kita harus berani keluar dari zona nyaman dan jadi agen perubahan. Jangan merasa sudah nyaman di tempat yang satu, tidak berani untuk lebih maju lagi dan lebih berani lagi untuk melakukan sesuatu yang tentunya mendapatkan hasil yang bermanfaat dan berdaya guna bagi perempuan,”ujar Giwo Rubianto.

Dijelaskanya,GWS yang berdiri sejak tahun 1991, mempunyai fungsi memperjuangkan peningkatan kemampuan, kemajuan harkat dan martabat perempuan.

Sebagai organisasi yang tidak berpolitik praktis,  tetapi tentunya selalu mempunyai program-program untuk  peningkatan pemberdayaan dibidang ekonomi. Karena ekonomi merupakan salah satu ujung tombak dari kesejahteraan dan dimana juga program dalam hal pendidikan dan kesehatan sangat terkait untuk kemajuan kesejahteraan perempuan.

“Wujud konkret program ini, setiap orang GWS itu memiliki koperasi dimana untuk mensejahterakan anggota, pengurus, mensejahterakan masyarakat dan lingkungan dengan menggerakkan ekonomi bangsa dan negara,”ujarnya.

Dijelaskanya, untuk sinkronisasinya, dengan komposisi kepengurusan dari berbagai lintas profesi seperti jurnalis, pengusaha, akademisi, ilmuwan, ibu rumah tangga,karena yang diperjuangkan tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga sosial, kesehatan, pendidikan.

"Oleh karena itu, mari kita bersama-sama bekerja bergotong royong melalui kerja keras dan kerja cerdas dalam upaya menjadikan wanita-wanita Indonesia sebagai wanita yang sejahtera, mandiri dan bermanfaat, yang bisa membawa perubahan yang bermanfaat di dalam rumah tangganya, keluarga, lingkungan masyarakat, Negara dan Bangsa dan bahkan insyaallah sampai ke seluruh penjuru dunia,".

Hal ini,kata dia,  sesuai dengan mandat dan amanat sebagai Ibu Bangsa. Kongres Perempuan Indonesia ke II di Jakarta dari tanggal 20- 24 Juli 1935, merapatkan persaudaraan antara perkumpulan-perkumpulan perempuan Indonesia untuk memperbaiki nasib kaum perempuan Indonesia dan rakyat Inonesia umumnya.

"Tiap perkumpulan harus mengakui bahwa Indonesia tanah tumpah darahnya dan bekerja untuk rakyat Indonesia umumnya. Diputuskan bahwa Kewajiban tiap perempuan Indonesia menjadi “Ibu Bangsa”, artinya wajib berusaha akan tumbuhnya bangsa yang baru yang lebih sadar akan kebangsaannya, mengadakan hubungan dengan Pemuda/pemudi agar saling mengerti.