JAKARTA - Jelang Pilpres 17 April 2019, 400 Kyai dan Pengasuh Pondok Pesantren se-Indonesia kumpul di Pondok Pesantren Assiddiqiyah di Kedoya, Jakarta Barat. Pertemuan dalam acara Majelis Silaturahim Kyai dan Pengasuh Pondok Pesantren Indonedia ( MSKP3I).

Ketua panitia KH. Anas Tahir menyampaikan proses demokrasi yang terdiri dari 30 detik, kita nyoblos di dalam pemilihan Pemilu efeknya bisa 5 tahun.

"Apabila kita salah memilih dan menyoblos dalam 30 detik dibilik suara, jangan sampai efeknya kita rasakan sampai 5 tahun ke depan," ujar Anas Tahir di lokasi, Sabtu (15/9/2018).

Kita salah untuk mencoblos, maka dampak buruk itu akan dirasakan oleh 260 juta masyarakat Indonesia. Karena dampak lima tahun ke depan, pertemuan ini sangat penting. Bukan sekedar kita bisa menjawab pertanyaan masyarakat, menjawab dengan benar. Apa yang menjadi pertanda masyarakat kita berkompeten bertanya kepada Kyai dan Ulama.

Sementara itu, Pengasuh pondok pesantren Asshiddiqiyah KH. Noer Muhammad Iskandar SQ mengatakan Kyai dan Pengasuh Pesantren se-Indonesia bersepakat untuk mendukung dan malanjutkan kepemimpinan presiden Joko Widodo untuk dapat dipilih kembali dalam Pilpres 2019 sebagai Presiden Republik Indonesia.

"Dengan Mohon Ridho Allah, para Kyai mendukung KH Maruf Amin untuk menjadi wakil presiden Republik Indonesia," kata KH Noer Muhammad Iskandar SQ.

Dalam tausyiahnya, KH. Abuya Muhtadi Dimyathy meminta tolong agar mendoakan Kyai Ma'ruf Amin. "Kepada ulama jangan di rubah Saya punya saudara namanya Kyai Ma'ruf amin yang dipilih Pak Jokowi untuk mendampinginya agar para ulama bisa memilih Kyai Ma'ruf," ujarnya.

"Pilih Kyai Maruf Amin, cocok dan setuju. Saya mohon bantuannya dari pimpinan pondok pesantren Kyai dan Ulama," ajaknya. Pertemuan ditutup doa oleh KH. Afif Astahar. ***