PEKANBARU - Aksi persekusi yang dialami Neno Warisman di bandara Sultan Sarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau, membuat masyarakat Riau geram dan menuntut pihak-pihak yang terlibat untuk diproses secara hukum.

Bukan hanya sekedar persekusi, perlakuan tidak manusiawi terhadap Neno Warisman yang datang diundang sebagai tamu masyarakat Riau juga membuat malu marwah Melayu, termasuk aksi penolakan yang dilakukan segelintir massa yang ternyata bukan asli Riau.

"Apa yang dialami Neno Warisman di bandara SSK II Pekanbaru membuat malu kita di kampung sendiri," kata Yana Mulyana selaku Ketua Gerakan Masyarakat Menuntut Keadilan (GMMK) Riau saat jumpa pers di aula Masjid Al Falah, Pekanbaru, Selasa (28/8/2018) siang.

Yana menilai, ratusan aparat yang berada di bandara SSK II Pekanbaru saat itu terkesan melakukan pembiaran terhadap aksi-aksi penolakan dilakukan segelintir kelompok yang ternyata adalah pendatang dan bukan masyarakat asli Riau.

"Kelompok preman bayaran yang membuat onar dan menghadang Neno Warisman di bandara SSK II bukanlah warga tempatan. Kita minta hal ini agar diusut serta ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku," paparnya.

Pada kesempatan itu pula, GMMK Riau yang merupakan gabungan dari 53 organisasi masyarakat (ormas) dan juga BEM berbagai universitas di Riau menyampaikan dua tuntutan:

1. Pejabat berwenang yang dapat dibuktikan secara hukum telah terlibat diduga ada unsur pembiaran tindak pidana persekusi terhadap Neno Warisman agar diberhentikan secara tidak hormat dari jabatannya, karena tidak layak memimpin di negeri melayu ini.

2. Agar mengadili kelompok oknum penghadang diduga kuat oknum bayaran yang melakukan persekusi terhadap Neno Warisman diseret ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan tindakan pidana secara melawan hukum.

"Kita berikan waktu secepatnya agar kasus persekusi terhadap Neno Warisman ini segera diusut, agar persoalan hukum serupa tidak terulang lagi di negeri melayu yang kami cintai ini," tukas Yana. ***