MEDAN - Kecenderungan tingginya tingkat ketergantungan pasokan input, terutama DOC dan pakan ternak  menyebabkan kenaikan harga telur di pasaran. Hal ini menjadi permasalahan pokok yang perlu disolusikan melalui pendekatan kebijakan.

 

Hal ini dikatakan Kepala Perwakilan Daerah (KPD) KPPU Medan, Ramli Simanjuntak saat Public Hearing mengenai Penataan Peternakan Ayam Ras Petelur di Ruang Pertemuan KPPU Medan, Jumat (27/7/2018). Kegiatan ini digelar lantaran kenaikan harga telur di pasaran yang tak kunjung turun.

“Untuk itu kita undang pelaku usaha, mulai dari usaha pakan ternak untuk menghimpun informasi. Ini sebagai bagian dari proses perumusan saran kebijakan kepada pemerintah serta memberikan pengetahuan dalam penyampaian informasi mengenai persaingan usaha yang sehat kepada masyarakat,” katanya dalam kegiatan tersebut.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi KPPU, KPD Medan tidak dapat bekerja sendiri untuk menyelaraskan perilaku pelaku usaha, pengambil kebijakan maupun
masyarakat. Dan peternakan ayam ras petelur di Indonesia adalah salah satu objek kajian yang sedang dikaji oleh KPPU.

Sementara dalam public hearing ini perwakilan dari PT Mabar Feed, Beni menjelaskan bahwa sebagian bahan baku pakan ternak yang digunakan perusahaannya harus impor. Karenanya, pergerakan kurs cukup mempengaruhi. “Meski begitu, kenaikan harga pakan tidak terlalu besar tidak sampai 200% hingga 300% seperti yang diberitakan,” ucapnya.

Beni bilang, bahan baku utama yang digunakan untuk pakan ternak yakni jagung, 100% diusahakan untuk diambil dari petani lokal. Namun, setiap tahun hanya sekitar 80% jagung yang terserap dari Sumut. “Ini karena produksi jagung musiman, dan cara tanam yang belum pasti. Sementara produsen pakan wajib berikan kepastian pada peternak. Makanya harus impor antar pulau, seperti dari Makasar dan Gorontalo,” paparnya.

Hal serupa juga diungkap dari perwakilan Charoen Pokphand, Arman. Kata dia, pada intinya semua bahan baku impor. Dan harganya terpengaruh dengan kurs dollar. “Seperti bongkol kacang kedelai mempengaruhi harga pakan ternak,” terwngnya.

Senada, perwakilan Gold Coin Indonesia, Rika menjelaskan dengan menggunakan bahan baku impor, kenaikan harga pakan tidak terlalu besar, hanya sekitar Rp 200/kg. Begitu juga diungkap perwakilan New Hope, CJ Feed, dan Indojaya Agrinusa.