MEDAN - Sebagai warga Jakarta, aktivis sosial Ratna Sarumpaet paham betul kapasitas seorang Djarot Saiful Hidayat. Kini Djarot diutus partainya jadi Calon Gubernur Sumatera Utara. 

Ratna Sarumpaet yang lahir di Tarutung pun merasa bertanggung jawab agar warga tidak salah memilih kepemimpinan.

Diwawancarai di sela-sela diskusi 20 tahun reformasi di Medan pekan lalu, Ratna Sarumpaet menilai kapasitas Djarot tak layak memimpin gubernur di Sumatera Utara.

"Sebagai warga Jakarta kita paham betul Djarot itu seperti apa. Sama aja seperti Ahok," kata Ratna.

Saat menjadi Wagub DKI, sambung Ratna, Djarot dinilai tak mampu berbuat perubahan apapun untuk melawan individualis Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ahok.

"Djarot dianggap sebagian kecil orang itu katanya peduli. Tapi kasus Akuarium Jakarta dia tak mampu berpihak pada rakyat kecil. Maka saya bilang Djarot itu sama saja kayak Ahok," imbuh Ratna.

Ratna sedikit menjelaskan soal kasus warga akuarium. Kata Ratna, tak ada komunikasi yang dibangun Pemda DKI bersama warga.

"Saya tahu persis tak ada komunikasi itu. Saya menyurati Pemda DKI dan Panglima TNI saat itu tapi tak respon. Maka saya kirim pesan whatsapp ke Djarot supaya mewujudkan kepeduliannya. Tapi sampai sekarang tak ada respon. Bahkan sudah saya sampaikan ke asisten Djarot saat itu supaya warga akuarium itu diperhatikan dan jangan ditindas. Tapi tetap penggusuran yang nyata-nyata itu melanggar HAM," ungkap Ratna.

Bahkan pasca penggusuran saat itu, sambung Ratna, Pemda DKI Jakarta terkesan memecah-belah.

"Misalnya warga Luar Batang yang juga kena gusur diberi program-program tapi warga akuarium dibiarkan begitu saja. Padahal dua kampung ini nasibnya sama-sama ditindas. Kesannya ada pecah-belah," kata Ratna.

Ketika Djarot akhirnya ditugaskan jadi Cagub Sumut, Ratna mengaku tak habis pikir.

"Apa nggak ada lagi calon lain yang lebih layak dan memang sudah terbukti berpihak ke rakyat kecil? Mudah-mudahan saudara saya di Tarutung khususnya tidak tertipu dengan situasi ini," tukas Ratna.