MEDAN - Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengungkapkan bahwa kebijakan cuti bersama yang digadang-gadang sebagai pemicu melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). “Saya melihatnya memang seharusnya tidak berkorelasi secara kuat antara cuti yang diperpanjang dengan keputusan investasi di pasar modal. Kalau complain yang disampaikan oleh para pengusaha, memang sudah tepat sebenarnya. Artinya libur panjang itu memicu penurunan produktifitas,” kata Gunawan, Kamis (3/5/2018).

Walaupun demikian, lanjutnya ada alasan yang dinilai masuk akal jika mengkaitkan antara investasi dengan libur panjang. Pada dasarnya semakin lama liburan, maka semakin besar resiko investasi tersebut.

“Logikanya begini, disaat terjadi gejolak di Negara lain (eksternal), investor cenderung tidak bisa berbuat apa-apa terkait dengan perkembangan tersebut. Artinya mereka kesulitan dalam menentukan keputusan investasinya jika terjadi hal demikian. Karena pasar keuangan tengah diliburkan. Aksinya baru bisa dilakukan setelah pasar kembali dibuka. Nah disini tentunya akan memicu aksi yang besar. Baik itu aksi jual atau aksi beli,” terangnya.

Mengingat akir-akhir ini ada begitu banyak sentimen eksternal yang sulit diprediksikan. Mungkin investor lebih memilih mengambil sikap dengan tidak berinvestasi ketimbang mengambil resiko yang terlalu besar.

“Nah dengan begitu libur panjang menyisahkan masalah sehingga mereka sepertinya harus memilih sikap untuk wait and see saja,” pungkasnya.

Jadi memang sebaiknya pemerintah segera merevisi jadwal liburan panjang. Demi kepentingan ekonomi bangsa ini. Terlalu panjang juga semakin beresiko.

“Nah apakah benar liburan panjang yang digadang sebelumnya, akan diubah? Saya pikir ini tunggu jawaban dari para menteri pak Jokowi. Tetapi kalau diperpendek, ya kit lihat saja nanti bagaimana respon pasar. Terlalu dini untuk berspekulasi bahwa IHSG akan naik. Karena pada dasarnya pelemahan IHSG belakangan ini banyak dikarenakan sentimen negatif eksternal,” tutupnya.