MEDAN - Kapolda Sumut, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, Sumut masih menjadi sasaran dari peredaran narkoba.

Ia menyebut, meski kasus narkoba yang diungkap Polda Sumut tahun ini menurun dibandingkan tahun 2017, tapi pasar narkoba masih sangat terbuka luas di provinsi ini.

"Saya monitor wilayah Sumut sudah berkurang. Sebab, pemasok kini masuk dari batas wilayah lain. Tapi, pasar masih terbuka dan pengguna aktif masih ada," kata Irjen Paulus saat pemusnahan barang bukti tangkapan narkoba di Mapolda Sumut.

"Kita tidak boleh lengah. Peran semua elemen masyarakat, baik tokoh, pemimpin masyarakat, pemuda, media, bantulah kami. Informasikan bila ada kelompok pengguna aktif, pengedar, dan bandar,” katanya.

Berdasarkan dalih yang didalami kepolisian, kebanyakan karena unsur ekonomi. "Jadi ini catatan penting bagi kami. Karenanya, kepolisian bekerjasama dengan BNNP, Beacukai, Imigrasi, BNN pusat dan Mabes Polri tetap serius dan intensif untuk mengeliminir narkoba," jelasnya.

Narkoba ini merupakan suatu upaya penghancuran bangsa dari tangan-tangan yang tak terlihat. Khususnya menjelang 100 tahun usia Republik Indonesia.

"Banyak yang bilang tahun 2045 merupakan tahun emas yakni 100 tahun RI. Tapi, ada apa kok tiba-tiba masuk terus barang haram narkoba itu," pungkas Kapolda.

Kepolisian Daerah Sumatera Utara memusnahkan sebanyak 55.63 kilogram sabu-sabu, 79.716 butir pil ekstasi, dan 74.72 kilogram ganja hasil penangkapan Ditresnarkoba Polda Sumut.***