MEDAN - Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Sumatera Utara mendatangi gedung DPRD Sumut, Rabu (25/4/2018) yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Medan, Sumatera Utara. Dalam orasinya, massa meminta legislator merekomendasikan pencopotan terhadap Irjen Pol Paulus Wateroauw sebagai Kapolda Sumatera Utara.

Abdul Razak, salah seorang presidium mahasiswa menjelaskan sejumlah alasan tuntutan pencopotan Kapolda Sumut.

Alasan utamanya yakni netralitas Polda Sumut pada perhelatan Pilgubsu 2018.

"Kami memiliki video Kapolda Sumut diduga mengintervensi kepala daerah untuk diarahkan ke salahsatu paslon Pilgubsu. Kami mengecam ini karena kepolisian, TNI dan ASN harus netral," kata Razak.

Seorang Presidium lainnya, Wildan Ansor juga menyinggung kasus JR Saragih yang sedang ditangani Polda Sumut.

"Kasusnya terkesan berhenti setelah JR Saragih menyatakan dukungan ke Cagub-Cawagubsu Djarot-Sihar. Apakabar dengan kasus JR. Polda Sumut harus profesional dalam penuntasan kasus ini," kata Wildan.

Atas dasar itu, mahasiswa mendesak DPRD Sumut memanggil Kapolda Sumut yang dianggap tidak netral di Pllgub Sumut.

"DPRD Sumut harus mengeluarkan rekomendasi ke POLRI agar Kapoldasu lrjen Pol Paulus Waterpau dicopot dari jabatannya," kata Razak.

Razak menandaskan, jika intervensi masih berlanjut, maka Presidium Mahasiswa Sumatera Utara aka melakukan aksi demonstrasi mengepung Mapolda Sumut.

Aspirasi mahasiswa diterima Ketua dan Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut, Nezar Djoeli dan Muhri Fauzi Hafiz.

Awalnya, mahasiswa yang berada di luar gedung DPRD Sumut mendesak untuk masuk. Mahasiswa meminta aparat kepolisian membuka pagar besi DPRD Sumut.

Desakan itu disahuti Nezar Djoeli yang meminta agar mahasiswa tidak anarkis.

"Tolong kepada Bapak kepolisian agar gerbang dibuka. Saya yang jamin ini kalau chaos," kata Nezar yang juga Politisi NasDem tersebut.

Gerbang pun dibuka dan Nezar didampingi Muhri Fauzi Hafiz berdialog dengan mahasiswa.

Dikatakan Muhri, dirinya segera menjadwalkan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Polda Sumut.

"Insha Allah sebelum puasa nanti kita sudah rapat bersama Kapolda Sumut. Aspirasi ini tentu akan kami perjuangkan bersama dengan Ketya Komisi A DPRD Sumut Bapak Nezar Djoeli," tegas Muhri.

Mendengar pernyataan itu, mahasiswa membubarkan diri.*