MEDAN - Ruth Kesia Simatupang (17) dan Fauza Ananda (16), dua orang anak dari Kota Medan menjadi pembicara mewakili Indonesia pada Global Child Forum yang dilaksanakan di Royal Palace, Stockholm, Swedia.

Keduanya merupakan pekerja anak yang selama ini menjadi dampingan Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) untuk program penarikan dan pemberdayaan pekerja anak di Medan.

Direktur Eksekutif Yayasan PKPA, Keumala Dewi mengatakan, Ruth Kesia adalah siswi kelas II di SMAN 2 Medan, dan sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Sedangkan Fauza Ananda sudah putus sekolah dan sehari-hari bekerja di pabrik sablon.

“Fauza sudah tamat SMP melalui kejar Paket B dan tahun 2018 ini akan melanjutkan sekolah ke SMA,” katanya.

Yayasan PKPA sudah dua tahun terlibat aktif dalam kampanye inklusi bertema It’s Time to Talk di Sumatera Utara, untuk meningkatkan keterlibatan sektor bisnis dalam menerapkan perlindungan anak, baik dalam operasional mereka maupun dalam program tanggungjawab sosialnya.

“Melalui kampanye 'Its time to talk', lebih dari 1.800 anak yang bekerja di 36 negara dapat membagikan berbagai pandangan dan pesan mereka terhadap dunia, termasuk masyarakat, Pemerintah, keluarga dan sektor bisnis,” sebutnya.

Dalam Global Child Forum tersebut, anak-anak membagikan alasan dan motivasi yang berbeda-beda terkait alasan mereka bekerja. Dan kedua anak-anak tersebut, bukan saja sebagai perwakilan PKPA, tapi mewakili 1.800 anak yang bekerja di 36 negara di dunia.

“Dalam forum tersebut mereka menyampaikan umumnya anak-anak seusia mereka bekerja karena keterbatasan ekonomi keluarga. Ingin membantu pekerjaan orang tua agar upah yang diperoleh lebih besar atau agar memperoleh keterampilan dan pengalaman. Lalu dengan bekerja mereka dapat memenuhi kebutuhan sekolahnya,” sebutnya.

Dalam forum itu, Ruth dan Fauza juga menyinggung mengenai pentingnya perbaikan fasilitas dan kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi anak-anak di seluruh dunia.

Global Child Forum merupakan organisasi non profit yang didirikan keluarga Kerajaan Swedia untuk membantu anak-anak dan menjembatani relasi antara pemerintah, dunia usaha dan anak-anak di seluruh dunia.

Pertemuan itu, merupakan ke-10 yang dihadiri setidaknya 50 perwakilan sektor bisnis dari berbagai negara serta Lembaga Non Pemerintah dari 36 negara dari seluruh dunia.