Medan - Walikota Medan, Dzulmi Eldin, mendukung penuh usulan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Medan (Pussis Unimed) yang ingin menjadikan nama Sutan Muhammad Amin sebagai nama salah satu jalan di Kota Medan.

Selain sebagai Gubernur Sumatera Utara di awal-awal kemerdekaan Indonesia dan dilantik langsung oleh sang proklamator, Presiden Soekarno, SM Amin juga merupakan tokoh penting dalam peristiwa Sumpah Pemuda 1928.

Dukungan ini disampaikan Eldin ketika menerima kunjungan Ketua Pussis Unimed sekaligus sejarawan Kota Medan Dr Phill Ichwan Azhari beserta sejumlah anggota di Rumah Dinas Wali Kota Jalan Sudirman Medan.

SM Amin merupakan salah satu penggagas sekaligus anggota Komite Besar Indonesia Muda (KBIM). SM Amin kemudian dilantik menjadi Gubernur Muda Sub Provinsi Sumatera Utara pada 14 April 1947 dan menjadi Gubernur Penuh untuk Provinsi Sumatera Utara pada 30 Mei 1948 yang dilantik langsung Presiden Soekarno.

“Kita sangat mendukung pengusulan nama SM Amin menjadi nama salah satu jalan di Kota Medan. Kita harapkan dengan ditabalkannya nama SM Amin menjadi nama salah satu jalan, warga Kota Medan dapat mengetahui dan mengingat jasa-jasa yang telah dilakukan beliau selama masa hidupnya,” kata Eldin.

Ichwan Azhari mengaku sangat puas, sebab Wali Kota menyatakan dukungan atas pengusulan tersebut. Dikatakan Ichwan, Pussis Unimed mengusulkan Jalan Sei Batanghari untuk diganti menjadi nama Jalan SM Amin.

Penabalan nama SM Amin menjadi nama salah satu jalan, tentunya penting dilakukan sehingga masyarakat, terutama generasi muda, bisa mengenal tokoh penting sebagai gubernur pertama Sumatera Utara dan tiga kali menjabat sebagai gubernur.

SM Amin merupakan tokoh yang melahirkan Sumpah pemuda dari Sumut dan penyelamat Republik Indonesia. Ketika RI dikatakan pemerintah kolonial Belanda sudah bubar, Soekarno-Hatta ditangkap dan ibukota negara di Jakarta dan Yogyakarta sudah diduduki Belanda serta perjuangan yang dilakukan Jendral Sudirman dilakukan dari hutan dan gunung ke gunung secara bergeriliyawan.

“Kondisi itu membuat Belanda, mengumumkan kepada dunia bahwasannya Indonesia sudah tidak ada. Namun klaim itu dibantah SM Amin. Beliau mengatakan Indonesia masih ada, saya gubernurnya dan membentuk anggota DPRD. Itulah perannya sangat heroik,” paparnya.