Medan - Nama Egy Maulana Vikri terus menjadi buah bibir di dalam dunia sepak bola. Di usia yang tergolong muda, 17 tahun, Egy telah dikontrak oleh Lechia Gdansk, tim sepak bola Polandia yang bermain di divisi utama Ekstraklasa.


Merumputnya pemain kelahiran Kota Medan itu di Eropa menjadi prestasi baik bagi sepak bola Indonesia. Sebab, Egy tercatat sebagai salah satu atlet sepak bola tanah air yang berhasil menembus level Eropa.

Melihat karier sepak bola Egy yang cukup baik, Kurniawan Dwi Yulianto, yang juga mantan pemain tim nasional Indonesia, sangat setuju dengan langkah yang diambil Egy untuk berkarier di Eropa. Kurniawan berpesan, ekspektasi masyarakat jangan terlalu tinggi.

"Jangan terlalu tinggi (ekspektasi) kita, kasihan sama Egy, karena masih muda. Egy ini aset paling berharga buat Indonesia. Saya pribadi, biarkan dia di Eropa, bermain sesuai dengan kemampuannya. Egy talentanya luar biasa,” kata Kurniawan di sela-sela kegiatan MILO Football Championship, di Kota Medan.

Menurut Kurniawan, yang juga pernah merumput di Eropa bersama Sampdoria di tahun 1996-1997, kualitas permainan seorang pesepak bola dapat dilihat dari tingkatan atau level seperti apa yang pernah dimainkannya.

“Untuk Egy, lihat saat dia bermain lawan Kamboja dan negara Asia lain, skill-nya teruji. Misalnya juga saat lawan Korea dan Jepang kemarin. Biarkan Egy berkembang sesuai jalurnya,” ucapnya.

“Karena ada beberapa saya lihat komentar yang mengatakan Egy harus bermain di klub besar segala macam. Buat apa kalau dia nggak bermain, karena kematangan sesorang itu datang dari jam terbang,” tambahnya.

Dicontohkan Kurniawan, seseorang yang bisa main bola jika terus-terusan disuruh bermain, lama-kelamaan akan semakin jago, begitu juga dengan Egy yang talentanya sudah bagus, dan jika tidak ada kesempatan main sangat sayang.

“Karena ini aset paling berharga. Kalau tidak main, sama saja,” ujarnya.

Kurniawan menilai, jika nantinya Egy akan bermain di tingkatan senior di Liga Polandia sah-sah saja. Bagi pelatih bersertifikat Asian Football Confederation (AFC) ini, di mana pun Egy bermain, harus banyak mendapat jam terbang.

“Kalau harus bermain di bawah umur 19 atau di bawah umur 20 di klub Eropa, kenapa nggak. Toh dia main. Percayalah, pemandu bakat di Eropa itu di mana-mana matanya. Event liga kecil pun, mereka ada,” ungkapnya.

Untuk Egy, Kurniawan berpesan untuk tidak usah memikirkan yang macam-macam. Egy juga diminta untuk tidak terlalu mengurusi sosial media, tetapi harus fokus sama sepak bola. Karena umur terus berjalan.

“Kita nggak bisa menunggu sampai nantilah, entar dulu lah, jangan. Kalau orang bilang Egy pemain muda, saya nggak setuju. Egy itu pemain masa kini, umur nggak bisa nunggu Egy sampai 23 tahun, di Eropa umur 17 dan 18 sudah kategori matang.”

“Jadi, biarkan Egy berkembang sesuai jalurnya, sayang sampai aset ini akhirnya nggak jadi. Tolong juga, siapa pun yang di dekat Egy, tolong jagain dia, jangan dipaksain untuk kepentingan pribadi, atau apapun itu,” tandas Kurniawan.