MEDAN - Kongres Umat Islam (KUI) akan digelar di lapangan Asrama Haji Kota Medan pada Jumat (30/3/2018) hari ini. Dengan mengangkat tema 'Penguatan Ukhuwah, Peran Politik dan Sosial Ekonomi Umat Islam Guna Menyelamatkan NKRI', tentunya hal itu didukung secara penuh Ketua Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Sumatera Utara, Muhammad Ikhyar Velayati Harahap.

Ikhyar menilai Kongres Umat Islam dilaksanakan tepat secara waktu dan sesuai dengan kebutuhan objektif umat Islam. 

Problematika umat Islam saat ini memang belum mampu mewarnai peradaban dan pembangunan yang yang sedang berlangsung saat ini.

Menurutnya, Umat Islam masih terkotak-kotak dan berpikir sektoral sehingga tidak mempunyai kekuatan dan bargaining politik yang bisa mendikte arah pembangunan NKRI yang sesuai dengan cita cita politik ulama.

"Situasi ini membuat kekuatan politik umat Islam melemah dan tidak puya posisi tawar terhadap pemerintah maupun kekuatan politik lain yang ada di Indonesia saat ini," tegas Ikhyar.

Ikhyar menambahkan sebagai daerah yang mayoritas Muslim mestinya para ulama, ustaz, muballig dan akademisi Islam harus mampu memberikan kontribusi kepemimpinan dan sekaligus memberikan solusi terhadap krisis yang sekarang ini terjadi.

"Khususnya menjelang Pilkada Gubernur 2018 di Sumut ini. Kita jangan lagi malu-malu mengajak bahwa Umat Muslim harus memilih pasangan Muslim-Muslim. Jangan sembunyi-sembunyi lagi," kata Ikhyar yang juga Wakil Ketua Badan Kordinasi Muballig Indonesia Sumatera Utara.

Ikhyar mengajak Kongres Umat Islam menghasilkan keputusan yang terukur dan tidak mengambang.

"Misalnya dukungan untuk Pilgubsu. Langsung saja sebut nama siapa pasangan calonnya. Kalau tidak, untuk apa ada kongres ini. Biar Umat Islam tidak lagi ragu-ragu dalam memilih kepemimpinan," kata Ikhyar.

Ikhyar menegaskan bahwa kepemimpinan dalam Islam termasuk dalam masalah ushul (pokok) bukan furu’ (cabang).

Ikhyar berharap Kongres Umat Islam ini bisa menyatukan politik umat Islam dalam prinsip Islam Rahmatan Lil 'alamin.

"Yang mengedepankan rasa kemanusiaan, keadilan dan kebangsaan, karena Islam dan kebangsaan adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan," tukas Ikhyar.