BERASTAGI - Rasa lelah setelah tiga jam lebih mengitari Pusat Pasar dan Pasar buah Berastagi seakan terbayarkan oleh besarnya antusias masyarakat yang menyambut kehadiran Calon Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Ginting berserta istrinya Nawal Lubis. Tidak hanya bersalaman dan minta poto bersama, bahkan seorang Bre Ginting melakulan aksi spontan dengan mendoakan Edy Rahmayadi sambil meletakan butiran beras ke kepala Edy Rahmayadi setelah mengetahui kalau Calon Gubernur dihadapannya bermarga Ginting. 

"Hidup Pak Edy Rahmayadi. Semoga jadi Gubernur Sumut. Hidup orang Karo," ujar Bre Ginting sembari mengatakan kalau dirinya bangga kalau Calon Gubernur Sumut bermarga Ginting seperti dirinya.  

Dukungan terhadap Edy Rahmayadi agar terpilih sebagai Gubernur Sumut juga ditunjukan sejumlah pedagang. Bahkan mereka rela kiosnya ditempeli stiker dan Kalender yang tertera gambar Calon. gubernur Sumut Edy Rahmayadi Ginting dan Calon Wakil Gubernur Musa Rajekshah Sembiring berpakaian adat karo.  

Bak gayung bersambut, Edy Rahmayadi yang telah bertekad untuk menjadikan Sumut Bermartabat tak segan-segan menyapa para masyarakat maupun menerima ajakan poto bersama. Sesekali mantan Pangkostrad itu pun berbincang akrab dengan para pedagang tentang kondisi pasar serta aktivitas jual beli disitu.  

Bahkan saat melihat seorang anak tanpa mengenakan alas kaki berjalan kaki bersama ibunya, Edy pun tak segan meraih dan menggendongnya.  

"Kenapa tidak pakai alas kaki anaknya bu. Siapa namanya ini," ujar Edy ramah dan merasa prihatin setelah mengetahui kalau si anak bernama Rafael Ginting semarga dengan dirinya. 

Tanpa basa-basi Edy pun meminta ijin kepada ibu Rafael Ginting kalau dirinya akan membelikan sepatu buat anaknya.  

"Ini kondisi real dimana kekayaan alam di Sumut ini yang merupakan surga kecil pemberian Tuhan belum dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Ini salah satu alasan saya rela menanggalkan Pangkat Jabatan saya untuk kampung besar saya ini," ujar Edy.  

Dalam kesempatan tersebut Edy juga berharap bahwa pasar-pasar tradisional di Sumut termasuk di Berastagi dapat terkelola dengan baik. Apalagi ditengah ancaman keberadaan pasar-pasar modern, pasar tradisional yang merupakan kearifan lokal suatu daerah harus dipertahankan. 

"Rivitalisasi pasar-pasar tradisional saya pikir merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi. Aktifitas jual beli akan terasa nyaman jika kita memiliki pasar yang bersih dan tertata rapi. Kalau sudah nyaman maka orang juga akan ramai datang dan perekonomian akan semakin menggeliat," ujar Edy.  

Usai mengunjungi Pusat Pasar Edy Rahmayadi dan Nawal Lubis selanjutnya mengunjungi Pasar Buah Berastagi. Di lokasi ini Edy juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat yang minta bersalaman dan poto bersama. Sama seperti di Pusat Pasar,  di Pasar buah Edy dan Nawal Lubis membeli buah-buahan khas perkebunan petani tanah Karo seperti markisa, jeruk dan strawberi.  

Melihat kekayan hasil pertanian, buah-buah yang ada di tanah karo Edy pun optimis jika dikelola secara baik,  Pasar Buah Berastagi bisa menyamakan nama besar pasar Bon Marche yang merupakan pasar paling terkenal di Thailand. Selain menyediakan berbagai kebutuhan hidup mulai dari sayuran segar, buah, aneka kerajinan Thailand, hingga aksesori, keistimewaan pasar ini adalah kebersihannya sehingga sangat nyaman dikunjungi.  

"Tentu kalau kita mau bisa bahkan melebihi pasar di Thailand itu. Hasil pertanian dan perkebunan kita banyak. Apalagi Berastagi ini dikenal sebagai kota wisata. Makanya mari kita bangun dari tidur panjang kita  selama ini. Saat Sumut Bermartabat agar kesejahteraan masyarakat meningkat, "ujarnya.