Medan - Beragam karya bisa dihasilkan dengan menggunakan bahan baku kulit kerang. Kreatifitas mengolah limbah ini ternyata semakin menjanjikan untuk dijadikan sumber penghasilan.

Paviliun Tanjungbalai pada even Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) ke 47, di Tapian Daya, Jalan Gatot Subroto, Medan, yang dikenal sebagai kota kerang banyak menampilkan kreatifitas dan olahan kerajinan tangan berbahan baku kulit kerang. Misalnya saja, bunga, kotak tissu, cermin. Bahkan bungan ini juga bervariasi, seperti bunga tulip, buka angrek.

M Afif Zuhair, guide PaviliunTanjungbalai menyebutkan, paviliun tersebut masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya dengan mengandalkan kreasi kulit kerang. Ini tidak terlepas sebab daerah ini dikenal dengan kota kerang.

Namun bedanya, sebut Afif, kreasi dan inovasi yang dilakukan pelaku UMKM dalam mengolah kulit kerang ini tidak menggunakan perwarnaan buatan atau alami.

Tidak hanya kulit kerang, paviliun ini juga menampilkan kerajinan dengan bahan baku batok kelapa. Bahkan dengan kreatifitas dan inovasi pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di Tanjungbalai, kedua bahan baku tersebut pun dipadupadakan.

“Yang paling banyak ditampilkan disini bunga dengan bahan baku kulit kerang. Warnanya natural, putih. Ini khas kerangnya, dan juga dipadukan dengan siput. Tapi ada juga kotak tissu, cermin. Sedangkan untuk batok kelapa itu banyak dibuat jadi tas dan juga bunga,”ujarnya.

Seminggu berjalan, Afif menyebutkan minat pengunjung PRSU untuk datang dan berbelanja ke Paviliun Tanjungbalai cukup tinggi. “Peminatnya, lumayanan juga, dalam satu hari penjualan bisa mencapai Rp 1 juta. Ini hanya khusus dari olahan kulit kerang saja,”ujarnya seraya menambahkan Tanjungbalai juga menyediakan batik dengan motif kerang.

Afif menambahkan untuk harga kreasi kulit kerang maupun batok kelapa ini cukup bervariasi, mulai Rp 60.000 hingga ratusan ribu.