JAKARTA - Tidak ada angin dan tak ada hujan, hari ini Jumat, (23/3/2018), Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang, tiba-tiba menyambangi ruangan kerja anggotanya.

Mulai dari Anggota DPD hingga ruang kerja Sekjen dan pegawai kesekjenan ia masukin dan dicek satu persatu.

Kunjungan OSO tersebut memang tak disangka-sangka dan memang mendadak. Bahkan beberapa anggota DPD RI, merasa terhormat dan teranjung dengan kehadiran pemimpinnya itu.

Benny Rhamdani misalnya, Anggota DPD RI asal Sulawesi Utara itu mengaku senang dan bahagia, saat Oso memeriksa dan mengunjungi ruang kerjanya itu.

Kepada GoNews.co Benny mengatakan, bahwa kunjungan Oso tersebut, adalah bagian dari perhatian seorang pemimpin yang peduli dengan anggotanya.

"Luar biasa, beliau sosok yang benar-benar peduli dan punya leadership sangat tinggi. Jarang lo seorang pemimpin mau menemui anggotanya ke ruangan. Ini bukan hanya saya, tapi tadi pak ketua DPD juga keliling ke ruangan anggota dan pegawai Kesekjenan," ujarnya.

"Jadi saya merasa bangga dan merasa terhormat, beliau datang memberikan perhatian ke saya, dan teman-teman lainnya," ujar Benny.

Sementara itu, Oso yang tiba di ruang kerja Brani, langsung menuju kursi tempat Benny Rhamdani bekerja.

Ia pun 'mengambil alih' Kursi tersebut, dan langsung duduk dengan santai.

Baru beberapa menit duduk, pandangan mata Oso langsung tertuju ke salah satu foto yang dipajang Benny di ruang kerjanya. "Eh Ada Pak Moeldoko, luar biasa," ujar Oso sambil tersenyum.

Benny Rhamdani memang hoby memajang foto para tokoh-tokoh politik dan tokoh inspirator baik dari dalam maupun luar negeri. Oso pun tampak senang melihat isi ruang kerja Benny Rhamdani tersebut.

"Penuh ispirasi nih, sekali lagi luar biasa," tandasnya.

Oso memang terkenal tegas, garang dan apa adanya kalau berbicara. Tapi Oso juga dikenal sebagai sosok yang humoris dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Menjabat sebagai Ketua DPD RI sekaligus Wakil Ketua MPR, tak lantas membuat Oesman Sapta Odang jumawa. Oso, sapaan akrabnya, tak lupa dengan sejarah masa kecilnya sebagai anak kampung yang serba sulit.

"Saya hanya anak kampung, tapi punya komitmen pada bangsa," ujar Oso setiap kali memberi motivasi dalam beberapa acara.

Ia pun sering mengungkapkan, bahwa Oso kecil bukanlah siapa-siapa. Bahkan iapun sempat berjuang keras hingga mencapai kesuksesan.

"Umur delapan tahun bapak saya meninggal. Sampai umur 13 tahun, ibu saya tidak mampu menyekolahkan saya. Karena saya sekolahnya mahal," kata Oso mengawali kisah kecilnya.

Profesi sang ibu kala itu, sambungnya, hanyalah seorang penjahit rumahan dengan penghasilan yang kecil.

"Di umur 13 tahun akhirnya saya lari, saya jual rokok di depan pelabuhan pakai boks dengan ketengan ke buruh pelabuhan. Sudah ketengan, mereka ngutang lagi. Ini sejarah hidup saya," urainya.

Mirisnya lagi, saat dirinya menagih utang, para buruh enggan membayar. "Bukan dibayar malah saya ditempelang. Ini buruh enggak bener. Saya enggak mau jualan rokok lagi. Akhirnya saya jadi buruh di umur 14 tahun. Saya pikul karet 30 kg. Baru saya bisa belikan kain pada ibu," terangnya.

Ketika sudah bisa mengumpulkan uang, Oso yang juga sebagai pengusaha sukses saat ini, pun mulai merokok. "Baru saya ngerokok. Saya utangi lagi tukang rokok. Dan saya tidak mau bayar, tapi malah saya tempelng itu tukang rokok. Biar gantian seperti saya dulu.. Haha," ujarnya disambut seluruh peserta yang hadir.

Dari kisahnya, Oso berpesan pada seluruh pihak, terutama kaum muda, agar tidak merasa kecil hati dengan keadaan yang serba minim.

"Jangan sekali-kali mundur dan berjiwa kecil dalam menghadapi kehidupan. Cinta saya pada ibu sangat luar biasa. Jangan pernah mundur apalagi diracuni dengan intervensi asing," pungkasnya.***