MEDAN - Pemko Medan akan menjajaki penggunaan teknologi pengelolaan sampah kota “wastes to energy project” berbasis micro-organisms untuk mengelola persampahan yang ada di Kota Medan.

Nantinya sampah yang diolah ini akan dikonversi menjadi energi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Medan secara luas.

Hal tersebut terungkap saat Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin menerima audiensi President Director PT ISIS Megah Manon Manugra di Rumah Dinas Wali Kota Medan. Eldin mengapresiasi setiap upaya yang ditawarkan untuk pengelolaan sampah di Kota Medan.

Dirinya berharap teknologi pengelolaan sampah yang nantinya digunakan dapat menyelesaikan persoalan persampahan di Kota Medan dalam rangka menciptakan Kota Medan yang bersih, nyaman dan indah.

“Saya ingin hasil pengolahan sampah perkotaan di Kota Medan ini nantinya akan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan tidak ada sisa penguraian yang terbuang sia-sia, sehingga maksimal. Sasaran kita adalah ingin menjadikan medan menjadi kota yang bersih dari sampah,” ungkap Eldin.

Eldin juga menginginkan setiap teknologi yang digunakan haruslah ramah lingkungan. Ini dalam rangka mendukung program pemerintah pusat dalam mengurangi dampak pemanasan global yang menjadi isu nasional. “Seperti saat ini yang kita coba bangun di masyarakat pola pengembangan Bank Sampah untuk mendukung program pelestarian lingkungan,” imbuhnya.

Kadis Kebersihan dan Pertamanan, M Husni menambahkan, setiap harinya terdapat 2.500-2.800 ton sampah yang didistribusikan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) milik Pemko Medan. Sampah-sampah ini sambungnya masih bersifat global dari sampah lingkungan, sampah rumah tangga, sampah perusahaan, dan sampah industri sehingga bisa dimanfaatkan untuk diolah.

Presiden Director PT ISIS Megah Manon Manugra menjelaskan kedatangannya bersama Tim Ahli Pengelolaan Sampah, ingin menawarkan kerjasama dengan Pemko Medan untuk melakukan penataan dan pengelolaan sampah yang ada di Kota Medan.

Ia menyebutkan konsep pengelolaan sampah ini nanti 100% tidak menggunakan sistem pembakaran yang menimbulkan emisi, melainkan lebih kepada penguraian sampah dengan sistem teknologi “Micro-Organisms”. Teknologi penguraian dipilihnya sebagai bentuk proteksi lingkungan dari polusi.

Tim Ahli peneliti PT ISIS, Richie Lee mengungkapkan, dari 7 ton sampah pilihan setiap harinya akan mampu dikonversi menghasilkan energi sebesar 1 MW yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Medan. Jika dikalkulasikan 1000 ton sampah pilihan setiap harinya mampu dikonversi menjadi puluhan hingga ratusan MW energi.

“Pengolahan sampah ini hasilnya nanti bisa berupa methane/CNG (gas), listrik, air bersih, protein, ataupun bio fertilizer, tergantung jenis input sampah yang dipilah dan output yang diinginkan,” ujar Richie Lee.