JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawratan Rakyat (MPR) yang juga Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang (OSO) mengaku terkejut dengan kabar rekan sejawatnya, Mahyudin dilengserkan Partai Golkar dan diganti dengan Titiek Soeharto.

OSO juga tidak menyangka jika Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto bakal mengganti Mahyudin dari posisinya sebagai Wakil Ketua MPR.

"Saya belum denger nih. Baru aja saya dari Kalimantan kan. Makanya ini saya kaget ada pergantian," kata OSO di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (19/3/2018).

Menurut OSO, sapaan akrab Oesman Sapta Odang, sebagai koleganya di gedung parlemen, dirinya mengenal Mahyudin sebagai pribadi yang santun.

"Mahyudin orangnya baik kok," ungkapnya.

Kendati demikian, OSO juga menegaskan, pihaknya tidak akan mencampuri urusan partai Golkar terkait wacana pergantian kursi pimpinan MPR.

"Pergantian kursi MPR merupakan wewenang sepenuhnya partai yang bersangkutan. Kita gak berhak mencampuri intern partai masing-masing. Jadi kalau partai menarik atau mengusulkan itu haknya partai," pungkasnya.

Sebelumnya, saat Pelantikan Pengurus Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golkar (PP KPPG), Airlangga mengusulkan Titiek Soeharto sebagai Wakil Ketua MPR menggantikan Mahyudin.

Sementara itu, Mahyudin secara tegas menolak usulan tersebut. Pasalnya, pergantian pimpinan MPR itu dinilai tidak sejalan dengan mekanisme yang diatur dalam UU nomor 17 Tahun 2014, tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3).

Diketahui, pada pasal 17 mengatakan bahwa mekanisme penggantian pimpinan MPR hanya apabila seseorang meninggal, mengundurkan diri atau diberhentikan.

Airlangga pun mengaku pergantian Mahyudin sedang dalam proses. "Kan seperti pergantian pimpinan DPR kemarin, kita bahas di internal Partai Golkar. Dan ini juga sama, jadi masih proses," ujar Airlangga saat menyambangi kediaman Zulkifli Hasan. ***